17

2.3K 450 224
                                    

Yyyy pesan moral untuk hari ini adalah jangan minum kopi lebih dari 13 gelas kalo gamau tangan lo gemeteran dan perut lo dugem 😅🙏

★ ★ ★

Langkah kaki Anissa berhenti di stand permen kapas berbentuk badtz-maru sebagai maskotnya. "Hyung, ini kayaknya enak. Beli, yuk?"

"Eh? Boleh." senyum manis mengembang di bibir Alexia di sesi bolos menjaga stand mereka. "Mau yang mana?" kalimat tanya itu terlontar seiring langkah kaki gadis kardigan pink itu menghampiri si pemilik netra cokelat terang.

"Kuromi, boleh?" pinta sang pacar manja. Alexia terkekeh kecil. "Of course. Why not?" segera saja dirinya mengeluarkan dompet hello kity nya dan memesan dua permen kapas berbentuk my melody dan kuromi ke penjaga stand.

Tampak seorang penjaga stand dari sekolah lain yang memakai kalung rantai emas yang sepertinya palsu menaikkan alis sambil menuju kearah pasangan belok itu. "Hai mbak cantik~" goda pemuda berkumis itu.

Alexia hanya tersenyum ramah kearahnya sekilas sebelum lanjut mengobrol dengan Anissa, namun ujaran gatal berikutnya yang keluar dari bibir si cowok ngab-ers membuat keduanya menoleh. "Selain kardigan sama rambutnya yang pink, apa lagi yang pink~?"

Jeduk

Dengan galak, Anissa melontarkan bogem mentah ke wajah pria itu. "Maksud lo apaan anjing?!" dengan kasar, pemilik pashmina putih itu mencengkram kerah seragam si cowok ngab-ers.

"Selow, ngab." sedikit terpancing, pria dengan name tag bertuliskan Dimas itu mendorong kasar Anissa. Gadis rambut pinkish disebelahnya menghela nafas kesal sebelum akhirnya menyentil dahi Dimas sebal.

"Lo catcalling gue masih gue diemin, tapi kalo sekali lagi lo daratin satu jari lo ke pacar gue," Alexia menggesturkan jarinya dengan arah memotong leher. "Gue matiin lo."

"Eh- udah, jangan ribut!" dari kejauhan, tampak seorang cowok dengan hoodie dan rok hitam menghampiri mereka. "Dimas, udah. Cukup. Gausah gangguin anak sekolah lain." cowok dengan dark circle cukup gelap itu segera menarik tangan Dimas untuk pergi dari area stand.

Si kasir yang melihat interaksi empat orang itu hanya bisa cengo. "Uh- ini kak-" dengan ragu ragu, cewek kelas 11 itu memberikan dua stik permen kapas berukuran jumbo pada Anissa dan Alexia, berharap semoga kedepannya tidak terjadi lagi perdebatan seperti itu di standnya.

★ ★ ★

"Byyy~" dengan gabut, Devan menyandarkan kepalanya ke pundak Reyhan. "Apasi dasar babi ngepet?! " si cowok yang kemarin baru saja di pilox rambut menjadi warna oranye gelap berdecak kesal karena game 'api gratis' yang sedang dirinya mainkan terganggu oleh sang pemuda KP.

Lumayan, kan. Wifi acara meeting class biasanya jauh lebih kencang dari hari hari biasa.

Buat push rank enak kali, ya?

Devan mempout. "Hm.. gue gabut~"

"Ga nanya."

"Anjing banget ya, hm?"

Dengan sebal, akhirnya Reyhan menaruh ponselnya dan menangkup kedua pipi Devan. "Kan bisa gangguin lonte lonte piaraan lo semacam Caca?"

"Heh, mana ada, hm"

"Adain aja. Hush hush. Mau pushrank dulu."  powerbank yang minggu lalu Kevin belikan dirinya sambung ke port charging seiring Reyhan kembali memainkan ponselnya.

Bibir Devan yang agaknya cukup ranum kembali mempout. "Hmm kamu ga peka ya, hm?"

"Apanya?"

"Gue hm deketin hm mereka biar lo cemburu hm.. Tapi malah diginiin. Dasar ga peka."

"...Hah?" tidak memedulikan musuh yang membidik karakter gamenya berkali kali, Reyhan hanya menatap Aldebaran dengan tatapan 'pmkst 😧' yang tentu saja tidak digubris oleh si cowok kp.

Devan mendengus kesal dan bangkit dari duduknya, meninggalkan Reyhan dengan ekspresi yang sama, namun raut wajah si cowok jameties berubah ketika satu kalimat yang terdiri dari lima kata terlontar dari bibir cowok rambut hitam itu.

"Gue suka sama lo, pea."

bengek in redTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang