34

1.2K 206 83
                                    


tw; hate speech

★★★

"ANISSA MELIANDRE! TURUN KEBAWAH!" 

Suara teriakan sang ibunda cukup membuat pemilik iris cokelat terang itu terkesiap dan segera berlari turun ke lantai bawah, hanya untuk mendapati ibunya menatap dirinya kecewa di sofa kulitnya. "I-Iya, bun?"

"Bunda udah susah susah sekolahin kamu di private school, apa apaan ini kamu malah pacaran sama cewek?! Dan parahnya lagi support LGBT?! Dasar nggak tahu diuntung!"

PLAKK

Anissa menatap sang ibu tak percaya. Wanita yang selama 17 tahun dirinya hidup ia hormati, kini menamparnya, hanya karena dirinya berpacaran dengan seorang gadis? "Bunda tau dari man-"

"Nggak penting saya tau dari temen kamu atau siapapun, yang penting intinya setelah kamu lulus SMA, saya kirim kamu ke turki buat universitas disana biar kamu nggak bisa ketemu si anak ayam pink itu." masih dengan sorot kecewa, sang ibu akhirnya meninggalkan ruangan, meninggalkan sang buah hati yang kini terdiam menunduk menatapi lantai marmer dibawahnya.

Namun, sebelum wanita 50 tahunan itu benar benar pergi, sepatah kata yang keluar dari sepasang bibir yang berlapis gincu itu membuat perasaan Anissa hari itu semakin hancur. 

"Kamu bikin saya ngerasa gagal sebagai seorang ibu. Saya kecewa sama kamu. Lebih baik kamu nggak usah dilahirin aja."

Ah. Bisakah hari ini menjadi semakin buruk?

★★★

Steph menatap buku mata pelajaran dihadapannya dan diam diam mengulum seringai. Ini saatnya, ini saatnya dirinya bersinar. 

Dibalik 'persona'nya yang selalu tampil sebagai cewek ngantuk mageran namun anehnya super jenius, diam diam gadis poni ungu itu adalah seorang pembohong kompetitif yang tidak ragu untuk melakukan cara apapun agar mendapatkan apa yang dia inginkan. Semuanya itu palsu. Sebenarnya, dirinya tidak benar benar pelupa maupun mageran. 

Netra zamrudnya hanya sibuk menganalisa. 

Dan yah, bibir tipis itu juga kerap mengeluarkan statement pura pura bodoh agar pihak lawan tidak menganggapnya sebagai bentuk persaingan sementara dirinya memanipulasi keadaan.

Terdengar cukup jahat, memang. Namun, bukankah seperti itu dunia sebenarnya bekerja? 

Pada akhirnya society yang kita tinggali hanya topeng kebohongan yang menuntut kesempurnaan absolut. Maka dari itu, Stephanie, mendedikasikan dirinya, sebagai salah satu pembohong kelas sempurna dengan IQ dan kejeniusan tinggi yang dimilikinya,. 

Lamunannya terhenti ketika ponselnya bergetar. Ah. Satu pesan masuk dari sang pacar, Bayu.


bau bawang:

steph-san, jangan maksain diri, oke? uwu <3 istirahat aja kalo capek, n jangan lupa makan sama minum air yang cukupp!! ilyy QwQ jgn lupaa buat jaga kesehatan :v


Senyuman kecil mengambang di sudut bibirnya. "Bego." gumam sang gadis sambil terkekeh pelan dan membalas pesannya sebelum akhirnya lanjut membolak balikkan halaman buku geografi tebal di meja belajar miliknya.


anda:

heem, lo jg y ^^


★★★

bengek in redTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang