27

1.5K 279 63
                                    


Sepertinya, karena keberuntungannya yang cukup buruk, Stephanie tanpa sengaja terpisah dari rombongannya dan berakhir di ruang bertuliskan level 3 di rumah hantu itu. Namun, bukannya panik, dirinya justru asyik menjelajahi ruangan penuh ornamen berdarah itu bahkan memuji detail yang pihak staff tambahkan ke potongan tubuh manusia yanng tergeletak begitu saja di lantai sambil sesekali menggumamkan lagu.

brakk

Dobrakan pintu di belakangnya sontak saja membuat si gadis rambut ungu-hitam menoleh ke ambang pintu, hanya untuk melihat sosok Bayu yang sembap dengan ekspresi panik menatapnya Khawatir. "Steph-san darimana aja? G-gue khawatir sama lo.." ujar si cowok wibu malu malu. 

"Oh. Keliling doang." 

"Keliling doang pala lo. Gue, Nissa, sama Bayu daritadi nyariin lo, tau, ga?"

"Oke. Emangnya Reyhan sama Devan kemana?" keempat remaja itu akhirnya berjalan keluar dari rumah hantu dan disapa langit yang sudah gelap dan udara segar. " carrousel. "

Anissa masih menggandeng Alexia dalam diam sebelum akhirnya membuka suara. "Abis ini kemana?" kacamata bulat miliknya membingkai manis gadis berhijap pashmina itu. "Terserah. Gue mau balik duluan. Bye." Stephanie dengan malas melangkah pergi. 

Bayu menghela nafas. "Err- kalo gitu, gue juga duluan, ya." si pria dengan sopan membungkuk sebelum akhirnya pergi menyusul Steph. Alexia hanya menggedikan bahu dan menggandeng Anissa ke wahana terakhir mereka hari itu, ferris wheel. "Yuk," si pemilik rambut pink dengan manis tersenyum kearah gadis bernetra cokelat di hadapannya.

"Eh- Uh- Oke." Anissa melangkahkan kakinya masuk dan duduk di kursi roda raksasa berputar itu diikuti oleh sang pacar. Segera saja, manik cokelatnya menatap keluar dan melihat pemandangan kotanya dari atas. "Lek, sini coba liat, pemandangannya cantik banget xixi~"

"Hmm.. Cantik, ya, viewnya?"

"Hooh."

"Tapi yang lebih cantik view infront of me sih." Alexia menempelkan dahinya pada dahi Anissa. "E-Uhm- No, you." 

"Shh, aint no 'no u' gonna work because im literally speaking fact, that you're beautiful." gadis bersurai pink itu menyenderkan kepalanya ke bahu Anissa. "Gue boleh manja kan, tonight?" dirinya melingkarkan lengan pucatnya di pinggang si gadis berhijab.

"Ehh- boleh kok-" entah mengapa, malam itu Anissa tiba tiba saja merasa nervous di sekitar Alexia. Jemari lentiknya kini mengelusi kepala sang kekasih. Pelukan itu terasa hangat dan lembut, sedikit berbanding terbalik dengan kondisi cuaca yang sedikit dingin diluar. 

"Nis,"

"Iya, kenapa hyung?"

"I love you."

★★★

"Lo yakin mau ikut AMT?" Maddie masih merebahkan dirinya di kasur Putri sambil menonton netflix di laptopnya setelah membaca pengumuman yang Kevin berikan di grup kelas. Well, karena ini sudah terlalu larut untuknya pulang, si gadis rambut pendek memaksa pemilik manik hitam itu agar menginap di rumahnya.

Putri mengangguk mantap. "Mhm! Pastinya! Lagian gue juga udah nanti nanti event ini dari lama hyung~" dirinya berujar semangat sambil membetulkan posisi byebye fever  di dahinya. 

"Geez, finee.. as long as you nggak maksain diri, besok kita belanja."

"Ay ay, captain~!"

"Gila."

Keduanya terbahak. Ternyata, jika dilihat lebih jauh entah dari sisi mananya, kedua gadis itu se-frekuensi dalam bidang perjokes receh-an. Dan bisa jadi, perasaan yang berdesir didalam dada keduanya juga se frekuensi.

frekuensi cinta.


bengek in redTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang