23

2K 345 98
                                    


★ ★ ★

Jam setengah delapan malam.

Maddie menatap datar kearah Putri yang memasang pose peace sambil memarkirkan motornya ke rumahnya. Apa apaan sekali, coba? Masa hari libur, malam malam, sekaligus hujan deras begini, gadis kerudung misha itu sempat sempatnya berkunjung ke rumahnya?

"Gila lo, ya?! Diluar udah gelap, lagi hujan gede, nanti motor lo kepeleset gimana?" gadis rambut cokelat itu mencubit pelan pipi Putri.

Pipi kuning langsat gadis itu terasa dingin, sepertinya karena dibasahi tetes hujan tadi. Namun, senyuman tetap mengembang di bibir ranum Putri. " Gabut moms xixi~ dirumah lo katanya gaada orang juga, kan? Nanti lo dirampok terus mati gimana, dong? Gaada yang bantuin kerjain tugas bahasa inggris gue."

"Asu. Ayo masuk, nanti masuk angin, mampus lo."

Putri terbahak. "Gitu dong daritadi." ujarnya sambil berjalan mengekori langkah kaki Maddie masuk ke rumah sambil melepas kerudungnya.

Sesampainya didalam rumah bertingkat 2 itu, sang gadis berchoker langsung menghanduki surai pendek Putri yang basah. "Hadehh. Serius, kayaknya cuma orang setres kayak lo yang rela nerobos hujan buat main ke rumah gue gara gara gabut."

"Woiya jelas donk bengek xixi~"

"Geli anjing."

"Selow bangsat."

"Bahasanya dijaga monyet."

Keduanya kembali terbahak. Ah. Dasar sepasang teman receh. Hal hal kecil saja ditertawai. Namun, menurut keduanya, justru hal hal kecil seperti ini yang harus kita ingat ingat before it winds down into a memories.

"Mau ngapain emangnya?" Maddie mendudukkan diri di sofa ruang TV nya. Putri ikut duduk di sebelah gadis itu. Untung saja tadi dirinya memakai jas hujan sehingga selain kerudungnya, tidak ada lagi bagian dari bajunya yang basah.

Putri memasang pose berpikir." Nonton film? "

"Sure. What's your favorite genre?" iris hitam Maddie beralih menatap remote TV dan menyalakan layar kaca 50 inchi itu sebelum akhirnya memilih netflix. "Horror? Gatau hyung, jarang nonton film normal."

"Well, sama sih gue juga suka horror. Emang lo biasanya nonton apa?"

"BL"

Ah, sudah dirinya duga. "Bego" untung saja, karena Maddie teman yang baik, jadi dirinya segera memilihkan tayangan horror daripada menjambak Putri keluar dari rumahnya.

Jemarinya terhenti di film dengan judul 'rumah dara'. "Ini mau?" gadis rambut cokelat itu beralih menatap gadis beriris hazel itu datar.

"Estetik ga, filmnya?"

"Anjing."

"Canda estetik~"

"Anjing (2)"

Ah. Sepertinya berada di sekitar Putri akan menaikkan resikonya terkena hipertensi. Setidaknya begitulah pikir Maddie. Putri kian terbahak melihat ekspresi datar si empunya rumah.

"Hadeh. Yaudah, lo mau popcorn ngga?" sang gadis bertanya malas sambil menekan tombol untuk memutar filmnya. "Mau, pske karamel yang banyak, ya moms xixi~"

"Banyak mau lo."

"Kan lo yang nawarin hyung?"

"Oiya lupa."

Akhirnya dengan penuh ketabahan, Maddie beranjak pergi ke dapur dan memasukkan popcorn instan ke microwavenya sembari membuat cokelat panas. Hujan sedari tadi pagi masih belum berhenti membuatnya sedikit banyak menggigil.

Ting

Timer di microwavenya berhenti. Sang gadis rambut cokelat sewarna konten mug yang berisi cokelat panas di tangannya kemudian mengeluarkan berondong jagung itu dan meletakkannya di meja depan sofa sebelum akhirnya duduk di sebelah Putri.

"Wah. Makasih hyung~" dengan anteng, iris hazel Putri masih menatap lekat adegan film yang katanya bisa membuat sebagian orang muntah karena kesadisannya. "Lo takut ga?"

Maddie menguap. "Nggak, tuh? Kenapa?" dirinya beralih menatap Putri yang sedang mencomot popcorn. "Gapapa, nanya doang."

"Ga jelas." dengan mulut masih terisi penuh oleh popcorn, si gadis rambut pendek sebisa mungkin menahan tawanya. Putri kemudian menyenderkan kepalanya di pundak Maddie. "Dingin."

Manik hitam Maddie berkedip. "Yaudah minum aja cokelatnya." dirinya berujar sambil menyenderkan kepalanya di pucuk kepala Putri. Diam diam, bisa dirinya rasakan kalau jemari dingin Putri menggenggam jari jari lentiknya.

Senyum kecil mengembang di bibir Maddie seiring gadis itu menautkan jari mereka bersamaan. "Ini kita nonton film horror serasa film romance, ya?"

"Heem. Mungkin karena kita berdua sama sama suka horror?"

"Iya kali, ya?"

Dan mungkin sama sama suka satu sama lain.

bengek in redTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang