33

1.2K 220 41
                                    


"Kayaknya semenjak balik dari tuh pulau banyak yang jadian, ya?" Aldi, sambil memainkan game api gratis di ponselnya menyomot kerupuk pangsit Devano yang sedang ngedate bersama sang sahabat, Reyhan. "Yoi. Seru bats nanti kalo nikahan mabar aja."

"Lu kira ep-ep mabar." 

"Hm.. Emang selain kita, siapa aja yang gopub?" Devano dengan malas sambil mengajak fambest-an cewek cewek tele-ons menatap kedua cowok jamet itu datar. "Ohh, itu, si kapel wibu x butchy, sama bengek x alt sama kalian doang sih." Aldi kembali mencomot pangsit milik si cowok kape sebelum akhirnya menerima geplakan di kepala dari bosnya, alias Reyhan.

"Beli sendiri, bego."

"Gaada duit, bos."

Ah. Padahal senin depan mereka akan melaksanakan ujian sekolah, tapi memang adatnya anak anak cowok barbar yang sangat sangsi untuk bahkan menyentuh buku mapel yang berjejer di meja ruang tamu rumah berukuran cukup besar milik Reyhan. Aldi memiringkan kepalanya.  "Oiya, ngomongin tentang gopub.."

"Hm?" 

"Menurut kalian, kata kata kayak 'i love you' tuh penting diucapin gak, sih? Soalnya gue pengen nembak si Amel nih."

Reyhan memasang pose berpikir. "Tergantung, sih. Asal jangan terlalu sering aja."

"Hah? Kenapa?"

"Hm.. i think it'll lose it's meaning kalo lo ngucapinnya terlalu sering, sih. " Devano menyenderkan kepala ke pundak Reyhan. "Karena pada akhirnya, sesuatu yang berlebihan tuh nggak baik."

Aldi terbahak menonton interaksi pasangan yang kini tampak seperti dua bapak bapak yang mengadopsinya dan memberinya nasihat hidup. Ah. Kalau dilihat lihat lagi, terkadang couple  Jamet x kape didepannya itu memiliki vibes yang berbeda tergantung mood keduanya.

Kadang mereka tampak seperti kutub es yang dipasangkan dengan anak anjing clingy , dua crackhead , dan kini, bapak bapak komplek yang penuh nasihat kehidupan. Lumayan seru juga sih daripada dirinya harus membayar acara televisi seperti ojv, menghemat uang juga untuk membeli rokok. Setidaknya begitulah pikir Aldi.

★★★

Helaan nafas panjang berhembus dari kedua bibir pinkish Anissa dengan sorot netra lelahnya yang menatap pesan singkat dari Alexia dari platform chat sejuta umat, WA. 

'Im sorry if i didn't text you and talk to you as much as i did before soalnya gue mau fokus sama ujian.' 

 Anissa paham kalau ujian sekolah kali ini akan menentukan kelulusan mereka, maka dari itu sebisa mungkin dirinya berusaha sabar akan jarak yang mungkin saja bakal muncul diantara mereka. Terlebih lagi, mereka sudah kelas 12. Tapi, kalau boleh jujur, sedikit banyak dirinya masih ingin menghabiskan waktu bersama Alexia. 

Si cewek rambut hitam menepuk kedua pipinya dan meraih buku mapel untuk dipelajari sekaligus mendistraksi dirinya. "Geez. Nis, ayok belaj-" 

"ANISSA MELIANDRE! TURUN KEBAWAH!" 

bengek in redTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang