29

1.5K 292 38
                                    


Matahari sore yang bersinar menerobos masuk ke jendela beberapa ruang hotel pinggir pantai tempat kelas 12 IPS 2 melaksanakan kegiatan AMT mereka. Satu orang perkamar terdengar agak menyeramkan untuk personil kelas yang hanya 25 itu terlebih lagi kalau mengingat hotel yang mereka tempati memiliki lebih dari dua ratus kamar dengan lobby, aula, dan dinning room cukup besar dilengkapi dengan gym dan fasilitas lainnya.

Hal itu juga yang membuat para cewek sepakat untuk berkumpul di salah satu ruangan setelah makan malam dan beres beres untuk menggosip dan bermain beberapa game dalam posisi melingkar. Anissa membawa satu bungkus besar ciki sementara Alexia membawa roti untuk dimakan sambil mendengarkan cerita anak anak kelas mereka.

Bella dengan semangat mengusulkan idenya. "Gimana kalo kita main TOD?" gadis chindo itu berujar sambil tersenyum lebar. Amel mengangguk. "Semacam togel, kah?"

"Beda, anjir-" Jessica hampir saja tersedak tequilla yang sedang dirinya minum. "Kayak- pertanyaan atau tantangan gitu." Cindy akhirnya membuka suara untuk menjelaskan. 

Putri dengan nista merebut botol minuman alkohol di tangan Jessica dan memutarnya.

"Oke, Nab, lo pilih truth or dare?" Anissa membuka suara sambil menatap kearah anggota gengnya itu. "Uhh- Truth aja."

Hampir semua gadis gadis itu memikirkan pertanyaan sebelum akhirnya Maddie dengan serius menatapnya lurus. "Nab, jawab jujur. Kenapa disaat geng bengek sama geng alt mulai damai, lo sama Cindy tetep.. agak.."

"Musuhan." Putri menyambung ujaran tanya Maddie kearah Nabila.

Cindy menghela nafas ketika melihat ekspresi murung Nabila. "Biar gue aja yang jelasin. Singkatnya secretly our dad were married to both of our mom disaat yang sama. Well, kayaknya mama dia aja yang rebut papa gue sih."

"Jaga mulut lo, ya!" Nabila dengan sinis menatap Cindy sebal. "Mama lo aja kali yang kegatelan rebut papa gue. Bayangin aja kalo sampe dia tau kalo anaknya berubah jadi dukun. Pasti lo langsung di usir."

Gadis rambut hijau itu dengan wajah mengejek tertawa kecil. "Aww. Takut deh dicepuin."

Melihat suasana yang mulai panas, Jessica akhirnya kembali memutar botol dan ujungnya mendarat dihadapan Alexia. "Err- Dare, deh."

"Cium crush lo."

"Bangsat-" dengan wajah memerah, Alexia mengecup cepat pipi Anissa yang kini ngakak di lantai. "Well, sebenernya bukan crush juga, sih." si gadis rambut pink menghela nafas. "Shes my girlfriend, actually."

Sebuah gopub yang membuat beberapa pihak tercengang, terutama dari geng bengek. "B-Buset- YURI IRL??" Putri ternganga dengan agak kaget. "Gue dukung." Cindy menyengir lebar.

Maddie terdiam. Aneh sekali. Harusnya dia cemburu, kan? Harusnya dia sedih, kan? Kenapa dirinya kini malah memeluk keduanya dan memberikan pasangan bengek X alt itu ujaran mendukung? Apa karena Alexia adalah sahabatnya? Atau karena..

Karena dirinya sudah menyukai orang lain yang baru, bahkan tanpa dirinya sadari?

Para gadis gadis itu melanjutkan permainan TODnya sebelum akhirnya mereka bosan dan mengalihkan topik ke cerita horor setelah melihat jam yang kini menunjukan pukul 11 malam. Mutia berinisiatif dengan memadamkan lampu kamar cukup luas yang mereka tempati dan menyetel lilin elektrik di tengah lingkaran gadis gadis yang tengkurap itu.

"Oke, siapa duluan yang mau cerita?" Caca meminum soda colongannya dari Steph sambil berujar malas. Stephanie menoyor kepala sang teman sekelas sebelum akhirnya menghela nafas. "Gue aja."

"Buset- tumben banget lo punya cerita horor?" Mutia memakan donat jeko yang dibelikan oleh om Aliong dengan agak terkaget. "Punya lah. Jadi waktu pas jumat kemaren gue, Alexia, bengek, kape, sa*byan ke amusement park, ujungnya gue pulang duluan, kan?"

Anissa hanya mengangguk ngangguk. "Hooh sama si Bayu. Padahal kalo lo ga pulang bakal seru, loh, hyung."

"Nah, singkat cerita, pas di tempat parkir kan gue nanya nanya tuh sama satpamnya tentang wahana rumah hantu disana. Like, why is it so damn sepi dan enggak ada staffnya sama sekali." Steph melanjutkan ceritanya. "Terus, tiba tiba satpamnya mendadak pucet sambil bilang.."

"Kak, disini nggak ada wahana rumah hantu-" 

"KYAAA"

Cindy terbahak melihat reaksi Putri yang berteriak saat dirinya menirukan suara bapak bapak sambil mengarahkan senter ke bawah wajahnya untuk menambah aksen seram. Namun, ujaran jahilnya justru membuat Stephanie terdiam. 

"Cin, lo tau darimana kalo tuh bapak bapak bilang gitu?"


bengek in redTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang