20

2.4K 405 147
                                    

ada yang udah siap sama kejutan besok? 😏

★ ★ ★

Masih dalam suasana classmeeting, namun bedanya Senin yang panas itu classmate diadakan di sekolah masing masing. Putri yang sayang akan skincarenya memilih bersantai di kelas dengan kipas dan ac yang menyala sambil memakan makroni favoritnya. Maddie yang bosan akan suasana lomba lomba diluar turut ikut bersantai rebahan di lantai kelas mereka. 

"Mad," dengan makroni masih dirinya kunyah, Putri memanggil gadis rambut cokelat itu.

"Whaddaya want?" ah. Sepertinya sang nona Maddison masih bertabiat sedikit galak. Namun itu tidak menyurutkan niat Putri untuk mengobrol lebih lanjut dengannya. "Gue baru sadar, hyung, Kayaknya baru 2 bulan yang lalu lo dorong gue sampe terhempas."

"Hooh. Siapa sangka sekarang walaupun hasrat gue buat jambak lo masih ada, tapi kita deket sampe di ship."

"Woah. Tipikal badgirl x good girl, nih?" Putri terbahak sambil tetap mencemil makroni favoritnya. Maddie mendengus. "Najis. Lagian lo gaada goodgirl nya sama sekali."

"Anjing."

Kini giliran Maddie yang terbahak karena raut kesal Putri yang menurutnya cukup lucu dan uhh.. imut? Ah sudahlah, mari kita abaikan saja kata terakhir itu. "Lha kok protes?" cengiran lebar tersungging di pemilik bibir berlapis lipstik nude itu.

"Monmaap, ya, gini gini gue jago masak martabak." dengan wajah sok sombong Putri membusungkan dada bangga namun akhirnya ikut ngakak. "Woah sekarang lo jadi tukang martabak ya Put."

"Woiya jelas dong moms xixi~"

Canda tawa mereka berhenti ketika makroni dua-ribuan itu habis dan Putri harus beranjak dari duduknya untuk membuang sampah. Diluar, bisa dilihat kalau panitia osis yang didominasi anak anak kelas 11 tampak sibuk mengarahkan peserta lomba tarik tambang. Segera saja Putri balik menghampiri Maddie. "Maaaaaddd~"

"Paan lagi?"

"Bikin SG yuk. Boomerang gitu" si gadis berjilbab dengan poni masih tampak menyembul mengeluarkan ponselnya dan membuka instagram. "Alay." Maddie mencibir malas, walau pada akhirnya ikut berpose.

"Oiya," sembari memposting boomerang singkat itu di storynya, Putri kembali membuka suara. "Berhubung anggota geng lo sama gue sekarang udah mayan deket, lo ngerasa ada sesuatu yang janggal gak, sih?"

"Hah? Nggak juga. Emang apa yang janggal?"

Maddie menatap Putri yang kini memasang pose berpikir dengan tatapan penasaran. "Itu, loh. disaat yang lain udah mulai deket, kenapa cuman Nabila sama Cindy yang masih agak.. Musuhan?"

"Paling juga mantan mantan-an mereka." gadis rambut cokelat itu menguap. "Sembarangan."

"Ya terus apa lagi?"

"Nggak tau. Cindy sama kita juga emang nggak sedeket itu. Dia somehow selalu tau semua gosip, tapi hampir ga seorangpun yang tau tentang dia."

Insting gibah Putri tiba tiba saja terbangkitkan kembali. "Woah- jangan jangan ada konstipasi dibalik itu?? Gue masih inget soalnya moms, pas kita diskusi awal tentang speech contestnya Cindy sempet ngungkit tentang jokes keturunan ke Nabila." seiring dirinya menyelesaikan ujarannya, kini giliran Maddie yang memasang pose berpikir. 

"Konspirasi, tolol." Well, harus dirinya akui, sih. Interaksi Cindy dan Nabila memang seaneh itu. Apalagi cibiran yang keduanya lontarkan pada satu sama lain. "Nah, iya, itu hyung."

"Iya juga, y-"

"K-kwak dalipadwa ghibwah me-mending beyi juayan inez ajah~" entah darimana, umi Lexxa kita tersayang, atau biasa dipanggil Inez itu muncul dan menawarkan risoles buatannya. "Astagfirullah- nyebut, anjing, nyebut-" sepertinya, Putri terkena kutukan supir bis itu sehingga kini dirinya yang terkaget kaget.

Maddie memegangi perutnya sambil terkikik ngakak di lantai. "Hadehh, mampus."

"Anjing"

"J-jwadi mawu beli guck kak ri-risowesnya~?"

"Engga."

"Anjwing"

bengek in redTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang