89

5.2K 417 27
                                    

Pagi ini lenta sudah kembali menjadi dirinya yang dulu. Wajah bahagia selalu ia tampilkan didepan semua keluarga dan temannya.

Setelah tau kondisi Reyhan yang sudah stabil membuat semangat lenta bangkit.

"Pagi Reyhan,gimana kabar kamu? Kenapa lama banget bangunnya?" ujar lenta.

"Aku dan baby kangen kamu." lirihnya menyapu setetes air mata yang turun dipipinya.

Setelah itu lenta mencium kening suaminya dan berlalu keluar dari ruangan Reyhan.

"Aku pamit pulang dulu ya? Cepet bangun sayang." ucap lenta disertai senyuman.

Lenta berjalan keluar dan menutup pintu ruangan Reyhan.

Lenta menghela nafasnya. "Aku harus bisa sendiri sekarang,ga boleh lemah!" kuatnya pada diri sendiri.

Lenta berjalan keluar dari rumah sakit,namun matanya seperti melihat seseorang yang tidak asing dimatanya.

Lenta mencoba mendekat tempat anak itu duduk di atas kursi roda.

"Anton?" panggil lenta.

Bocah yang duduk diatas kursi roda itu memutar badannya ke arah lenta. "Tante yang waktu itu?" tanya Anton mengingat perempuan yang ia selamat kan dari kejahatan kakaknya.

Lenta mengangguk dan berjongkok agar sama dengan posisi Anton.

"Anton sama siapa disini? Kok sendirian?" tanya lenta menggenggam salah satu pergelangan tangan Anton.

Anton menujuk ibu paruh baya yang sedang mengantri di bagian administrasi.

"Bunda kamu?" tebak lenta.

Anton mengangguk senang.

"Anton ayo kita ke ru-"

"Eh maaf." potong Hera sendiri setelah melihat lenta yang berada didekat Anton.

Lenta berdiri dan tersenyum kecil ke arah Hera.

"Halo Tante,saya lenta." lenta mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.

Hera mengangguk dan membalas uluran tangan lenta. "Saya Hera,ibunda Anton. Kamu bisa panggil saya ibu." jawab Hera.

Lenta tersenyum senang,ia merasa bahagia bisa bertemu lagi dengan Anton.

"Bunda dan Tante mau kan temenin Anton ke taman?" tanya Anton.

"Iya sayang,kita ke taman." jawab Hera.

"Tante lenta mau juga kan?" tanya Anton.

Lenta berpikir sejenak untuk menggoda Anton. "Kalo Tante ga bisa gak papa kok. Maafin Anton udah ganggu waktu Tante." tunduk Anton sedih

Lenta terkekeh,sangat manis bukan bocah seperti Anton yang bisa memahami dan menghargai seseorang seperti ini?

"Tante bisa kok,ayok." jawab lenta membuat Anton senang.

"Biar lenta aja Bu yang dorong." ujar lenta mendorong kursi roda Anton ke arah taman.

Hera menghela nafasnya,ada perasaan senang melihat wajah Anton yang sudah mulai tersenyum lagi.

"Nah sekarang kita duduk disini." ucap lenta berhenti di sebuah bangku panjang yang ada di taman.

Hera dan lenta duduk bersebelahan sedangkan Anton tetap duduk di kursi roda menikmati hembusan angin segar yang sudah lama tidak ia rasakan.

"Bagaimana kamu bisa mengenal anak ibu,lenta?" tanya Hera membuka obrolan setelah sedari tadi lenta berbicara banyak dengan Anton.

Lenta tersenyum sebentar ke arah Hera dan kembali menatap Anton yang sedang menonton Vidio dari ponsel lenta.

"Anton penyelamat lenta Bu,karena Anton lenta masih bisa hidup." jawab lenta.

Hera mengerut man dahinya. " Maksudnya?"

Lenta membuang nafasnya pelan. "Jadi.."

Hera menatap Anton bangga,ia jadi teringat dimana Dania anak pertamanya yang memarah marahi Anton di kondisi yang sama saat Anton menyelamatkan lenta.

"Dari situ Bu lenta bisa tau Anton. Lenta juga ga ngerti gimana bisa bocah sekecil Anton menjadi penyelamat lenta." cerita lenta.

"Anton memang anak baik,dia sudah seperti malaikat dihidup ibu." tambah Hera.

"Iya Bu. Kalo boleh tau Anton sakit apa Bu? Kok bisa sampe dirawat disini?" tanya lenta heran.

Hera hanya menatap Anton sedih.

"Apa ibu ada masalah?" tanya lenta lagi.

Hera menggeleng lemah. "Mungkin karena Tuhan yang menghadirkan Anton dihidup ibu dan suami ibu,Anton harus mengalami banyak cobaan berat." jawab Hera.

Hera tidak bisa menjelaskan masalah keluarganya dari siapapun,karena menurutnya jika orang lain tau dan Dania tau ibunya yang menyebarkan cerita kejahatan nya Anton akan dicelakai lagi lebih dari ini.

"Ibu yang sabar ya? Anton anak baik kok,banyak yang sayang sama Anton juga.  Yang penting ibu harus lebih kuat dari Anton." lenta menyemangati Hera dengan mengusap punggung Hera.

Hera mengangguk dan memegang pergelangan tangan lenta.

"Terima kasih nak lenta terima kasih. Terima kasih telah membuat Anton tersenyum lagi sekarang." ucap Hera.





















Revisi-

REY-TA 2 (MARRIED) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang