17

37.5K 1.1K 47
                                    

Hari Minggu pagi,seperti biasa lenta sedang membuat sarapan. Biasanya jika sedang berdua dengan Reyhan,ia akan membuat sandwich atau roti panggang. Namun sekarang karena ada adiknya yang dititipkan,mau tidak mau ia harus memasak beberapa macam lauk.

Semalam sejak Reyhan mencoba akan memperkosa nya,lenta tidak ada bicara dengan Reyhan. Bahkan untuk berdekatan pun lenta enggan.

Lenta masih merasa takut bahkan ia sedikit sakit hati dengan perlakuan Reyhan yang menganggapnya seperti hewan.

Apa salahnya mendengar penjelasan terlebih dahulu? Apa semua orang bisa bebas mengeluarkan semua rasa emosinya dengan cara menuduhnya?

"Biar bibik bantu ya non? Non keliatan kurang sehat." tawar bik Ani yang hanya melihat lenta memasak.

Memang, lenta tidak pernah menyuruh bik Ani bertugas di dapur untuk memasak karena lenta lah yang akan memasak.

"Engga usah bik, lenta gakpapa kok." tolak lenta.

"Tapi non mukanya pucat,non istirahat aja ya?" lenta menggelengkan kepalanya lemah.

Semalam ia memang tidak tidur karena masih mengingat setiap perlakuan reyhan bahkan kata katanya masih terngiang di kepalanya.

Kamu selingkuh!

Murahan!

Lenta meneteskan air matanya mengingat ucapan Reyhan. Rasanya begitu sakit.

"Non kenapa? Ada yang sakit non?" tanya bik Ani sambil memegang pundak lenta karena bik Ani melihat lenta yang menangis.

Lenta menghapus air matanya yang keluar. "Engga kok bik,cuma kelilipan. Bibik beres beres aja ya? Sekalian tolong bangunin si Lina,soalnya sarapannya udah siap." jawab lenta.

Bik Ani mengangguk dan meninggalkan lenta yang masih memasak didapur.

🌸🌸🌸

Semalam Reyhan tidur di ruang kerjanya,ia tidak berani menatap lenta. Ia merasa jadi laki laki brengsek tanpa sadar. Ia tidak sadar bisa melakukan hal seperti itu kepada istrinya sendiri.

Walaupun mereka sudah sah menjadi suami istri,namun tetap saja Reyhan merasa tidak bejus menjadi suami.

Reyhan mengacak acak frustrasi rambutnya. Apa yang akan ia lakukan? Pasti lenta marah bahkan kecewa kepadanya.

Namun bagaimana? Reyhan kehilangan kendali disaat emosinya bahkan itu karena lenta sendiri.

"Gue harus minta maaf." putusnya sambil keluar dari ruang kerjanya dan mencoba menghampiri lenta yang mungkin masih dikamar.

Namun saat Reyhan akan menaiki tangga,Reyhan mendengar suara alat alat masak di dapur,pasti itu lenta.

Reyhan berjalan ke arah dapur dan ternyata benar. Lenta sedang menyiapkan sarapan pagi dengan berbagai macam sayur dan juga lauk pauk.

Reyhan mencoba mendekat ke arah lenta yang sedang menuangkan jus ke dalam gelas.

Lenta pun juga menyadari kehadiran Reyhan,namun lenta tidak ingin mendekat. Bahkan saat Reyhan mendekat,lenta memilih menjauh sambil membawa tiga buah gelas berisi jus ke arah meja makan.

Reyhan hanya membuang nafasnya kasar. Benar,lenta marah kepadanya. Tentu saja marah,Reyhan sudah memperlakukan nya dengan kasar semalam.

Reyhan tetap mencoba mendekat ke lenta saat lenta sedang mencuci tanganny di wastafel.

"Len aku minta maaf." ujar Reyhan namun tak ada reaksi apapun dari lenta. Bahkan tatapan lenta seperti tatapan kosong.

"Aku minta maaf Len,dengerin penjelasan aku dulu. Ak-"

"Penjelasan? Kemarin Lo juga ga mau dengerin penjelasan gue! Bahkan Lo memperlakukan gue kaya hewan! Lo ga dengerin permintaan gue,Lo bahkan ngecap gue cewek murahan. Kalo Lo ga lupa." potong lenta sambil menatap Reyhan dengan tatapan sayunya yang penuh dengan luka.

Reyhan tidak bisa menjawabnya.Memang ini semua kesalahannya. Ia yang tidak mau mendengar penjelasan lenta bahkan ia sudah kasar kepada istrinya.

Reyhan mengambil kedua tangan lent dan menariknya ke arah dadanya. " Maafin aku Len,maaf." ucapnya dengan lirih sambil menundukkan kepala nya

Lenta menarik tangannya memilih pergi meninggalkan Reyhan sendiri. Hatinya masih begitu sakit.

Untuk apa ia mendengar penjelasan bahkan permintaan Reyhan? Kemarin malam dirinya memohon saja tidak Reyhan lakukan.






















Revisi-

REY-TA 2 (MARRIED) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang