Stase 13 (Weekend berbeda)

13.6K 938 24
                                    

Kenan berlari mengejar waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenan berlari mengejar waktu. Mendengar aba-aba jika kereta ke arah timur hendak berangkat langkah kakinya semakin memanjang. Namun sayang, pemuda itu dilarang masuk karena tidak memiliki tiket kereta. Dengan napas tersengal-sengal, Kenan mengabsen setiap penumpang yang duduk di dekat jendela. Ekspresi cemas semakin terlihat ketika kereta Argo Lawu mulai berjalan meninggalkan peron. Sepertinya, ia gagal menahan kepergian Azkia yang hendak pulang ke Solo.

Kenan berjalan payah meninggalkan stasiun Jatinegara. Andai dia tahu, jika hari ini Azkia merencanakan hal gila itu, pasti dia akan mengikatnya di kos-kosan. Intinya, dia tidak akan membiarkan Azkia melepas masa koasnya hanya karena masalah beberapa waktu lalu. Firasat Kenan benar. Azkia tidak ada kabar semalaman pasti sibuk bersiap diri untuk kembali ke kampung halaman.

Tak ayal tadi Kenan dibuat kebingungan karena sudah jam 6 dan Azkia belum sampai di rumah sakit. Setelah kejadian telat datang awal koas dulu, Azkia tidak pernah terlambat. Ia selalu berangkat pagi sebelum jam dinasnya dimulai. Mungkin Azkia memang merencanakan ini. Memberi kabar dadakan agar Kenan tidak bisa mencegah kepergiannya.

Sibuk melamun, bayangan Azri mendadak muncul diingatan. Apakah ini jalan keluar dari Tuhan? Dengan menceritakan pada Azri jika Azkia menyerah di tengah perjuangannya.

Anggukan yakin membuat Kenan segera kembali ke rumah sakit untuk memberitahu Azri. Semoga saja Azri bisa membuat Azkia berubah pikiran.

Di depan ruang poli jantung. Kenan mengobrol serius soal kepergian mendadak teman dekatnya itu. Azri jelas terkejut, dia tidak menyangka jika Azkia akan bertindak sejauh itu.

"Kapan dia berangkat?" tanya Azri tampak tenang.

"Pagi ini, Dok."

"Nomornya tidak aktif?" tanya Azri membuka ponsel. Kenan menggeleng.

"Kayaknya sengaja dinonaktifkan setelah ngasih kabar ke saya."

Air muka Azri berubah serius. Berusaha berpikir tenang agar tidak sampai salah mengambil keputusan.

"Dia cuma bilang pulang ke Solo, gitu?" Azri mengulang berita dari Kenan. Pemuda di depannya hanya mengangguk gelisah.

"Bisa jadi dia cuma pulang buat melupakan kejadian kemarin. Kamu gak usah panik, dan fokus koas aja!" tegas Azri.

"Tapi, Dok-"

"Gak usah bantah! Bilang sama konsulen kalian di stase obgyn kalau Azkia ambil cuti di hari weekend karena ada urusan keluarga."

Kenan tampak tidak setuju dengan keputusan Azri yang sepertinya enggan melakukan tindakan apa pun untuk teman dekatnya. "Kenapa masih di sini?" sentak Azri.

𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang