Dua hari setelah mengirim pesan pada Dita. Azkia terus-menerus didampingi rasa gelisah. Azri juga sering bertanya akan perubahan sifat yang ia tunjukkan, tapi ia tidak menjawab apa alasan sesungguhnya. Suaminya itu pun hanya menduga jika Azkia mengalami perubahan mood akibat sedang hamil muda.
Sebisa mungkin Azkia mengontrol sikapnya agar tidak merugikan orang lain. Akan tetapi, tidak menunjukkan jika tengah kecewa ternyata amatlah sulit. Teman kelompoknya terutama Kenan sudah bisa membaca dari ekspresinya belakangan ini. Namun ia selalu beralasan jika itu efek dari hamil mudanya.
Ya. Jangan sampai masalah rumah tangganya menjadi konsumsi para petugas di rumah sakit, apalagi kejadian demi kejadian yang ia temukan selama ini belum terbukti kebenarannya.
Di bawah kolong senja. Azkia duduk tidak nyaman di salah satu kafe milik Dita. Di depannya sudah ada seorang wanita berambut gelombang yang duduk tenang sembari bermain gadget-nya.
"Kak Dani apa kabar, Mbak?" tanya Azkia mengawali obrolan.
Dita mengangguk sembari meletakkan ponsel di atas meja kayu. "Alhamdulillah. Dia udah gak pakai kursi roda. Tapi masih rutin ikut fisioterapi."
Azkia mengangguk lega. Pandangannya kembali menunduk mengolah kalimat yang hendak ia suarakan.
"Kamu mau bahas Azri?" tebak Dita tepat sasaran. Untuk apa lagi Azkia menemuinya jika bukan membahas pria berprofesi dokter jantung itu.
Azkia kembali mengangkat pandangan membalas tatapan Dita. Ia mengangguk pelan membenarkan dugaan mantan istri suaminya.
"Dulu. Yang Mbak Dita maksud kalau Dokter Azri penyimpan rahasia paling handal itu apa, Mbak?" tanya Azkia dengan suara tercekat. Ada harapan dari suara itu; sebuah keinginan jika apa yang ia khawatirkan tidak terbukti benar.
"Kamu yakin, mau bahas itu?" tanya Dita memastikan.Melihat Azkia mengangguk ingin tahu. Dita menghela napas panjang dan memulai menceritakan pengalamannya saat menjadi istri Azri.
"Ini cerita waktu awal kita menikah. Waktu itu Azri baru dapet gelar spesialis jantung. Dia diterima baik di RS tempat dia kerja dan sering banget pulang larut malam. Karena aku bukan orang klinis, aku gak tahu apa dan bagaimana kerja di dunia medis. Akhirnya aku mulai cari tahu tentang kehidupan dia lewat bantuan temenku yang kerja di RS. Temenku bilang Azri memang punya banyak jadwal operasi karena dia dokter spesialis baru yang butuh banyak terjun langsung."
Dita menatap sekilas wanita berjilbab di depannya dan lanjut berujar, "Setengah tahun berlalu. Aku hamil Aya. Dan sama saja, Azri masih sering pulang malam. Aku coba datang sendiri ke RS. Dan kebetulan lihat dia lagi ngobrol sama perempuan berjas rapi. Setelah aku cari tahu, ternyata dia dokter senior di RS itu; terlihat berkelas dan sudah pasti cantik banget. Singkat cerita. Aku dengar wanita itu suka sama Azri."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]
عاطفيةPernak-pernik kericuhan dokter duda dan anak koasnya! "Saya tidak mau menikahi wanita yang umurnya setara dengan adik perempuan saya." Azri "Semua cowok boleh, asal bukan duda!" Azkia _______________________________ © Ilustrasi gambar by SINANA © C...