Stase 35 (Proses Nego)

11.1K 741 8
                                    

Menghindar!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menghindar!

Sejak kejadian itu Azkia berusaha sembunyi agar tidak bertemu Azri selama bertugas di rumah sakit. Keadaan hatinya belum cukup kuat untuk berbincang meskipun hanya membahas soal dunia kedokteran. Mungkin Kenan benar, Azkia sudah ditahap berharap tapi seketika dipatahkan padahal masih hendak memulai.

Kemarin ia baru mengaktifkan kembali nomor WhatsApp-nya dan panggilan dari rumah terus-menerus menghubungi. Azkia pun belum bisa bercerita dan meminta keluarganya agar jangan terlalu mengkhawatirkan keadaannya.

Termasuk Azri. Pria itu tetap kukuh mendekatinya dan sudah jelas Azkia tidak merespon. Entah apa keinginan hatinya, untuk saat ini Azkia hanya ingin fokus ke dunia koas terlebih dahulu.

Kenan tidak lagi memaksanya untuk menerima Azri. Setelah Azkia bercerita tentang apa yang ia lihat. Kenan jadi merasa bersalah karena sempat memaksa Azkia untuk membuka hati pada Azri.

"Orang rumah udah lo kasih kabar?" tanya Kenan memastikan. Azkia mengangguk pelan.

"Gue harap mereka gak maksa gue buat nerima orang itu," lirih Azkia payah.

Kenan mengangguk kemudian berdiri dari duduknya. "Gue beli minum dulu," pamitnya. Azkia hanya menggerakkan kepala tanpa memalingkan wajah.

Di perjalanan hendak menuju kantin rumah sakit. Kenan melihat Azri dari arah berlawanan. Dengan sendirinya, kedua tungkai Kenan berhenti di tempat.

"Kenan!"

Ah telat. Kenan tidak jadi memutar arah setelah Azri memanggil namanya.

"Bisa ngobrol?"

Kenan merotasikan bola mata seraya menghela napas kecil. "Maaf, Dok. Saya padat jadwal."

"Ya sudah. Saya tanya di sini saja. Sebenarnya ada apa dengan Kia. Tiga hari ini saya dibuat penasaran dengan tingkah tidak peduli dia."

Astaga. Rasanya Kenan ingin menyentak pria di depannya tapi itu sangat tidak mungkin. "Dokter Azri. Tiga hari anda diperlakukan seperti itu tapi belum tahu apa masalahnya?" tekan Kenan sedikit menyinggung.

Azri masih dengan ekspresi tidak mengerti. "Bagaimana saya tahu, jika dia tidak menjelaskan?"

"Dia lihat Dokter meluk cewek di belakang ruang laboratorium."

Alis tebal Azri mengerut tanda berpikir. "Kapan?"

Bibir Kenan mengatup menahan kesal. "Saat Azkia mau menerima pinangan Dokter."

𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang