Azkia fokus membaca rekam medis pasien yang ia tulis saat follow up. Tiba-tiba saja Azri datang membawa kotak makanan.
"Belum sarapan, 'kan?" tebak Azri. "Ini paket sarapan dengan porsi empat sehat lima sempurna."
Azkia menoleh ke sekeliling. Takut dipergoki dan gosip menyebar membuat ia tidak nyaman.
"Lima sempurna-nya apa? Gak ada susu." Azkia menelisik isi kantong yang ia terima.
"Perasaan tulus saya ke kamu." Azri menjawab. Azkia menahan diri agar tidak tergelak di lorong rumah sakit yang sedang lengang tidak ada orang.
"Dimakan ya. Nanti siang kita makan di luar, ada rumah makan langganan saya sama Nara yang masakannya enak banget."
"Gak bisa, Dok."
"Kenapa?" sahut Azri kecewa.
"Saya keluar sama Kak Adrian."
Ekspresi Azri berubah lesu. Kepalanya mengangguk-angguk jemu. "Kalau boleh tahu mau kemana?" tanya Azri penasaran.
"Kepo sekali." Azkia tertawa geli. "Privasi itu, Dokter gak boleh tahu."
"Ini nih! Bikin gemes!" ucap Azri menahan diri.
"Cuma makan siang kok. Sama ngasih kepastian."
"Maksudnya?"
"Ih kepo terus!"
Azri menghela napas meredam rasa kesalnya. "Oke, saya emang gak berhak kepo. Oke." Azkia tertawa puas melihat Azri yang berusaha menahan diri agar tidak tampak cemburu.
"Dokter juga siapkan diri karena besok hari ke-10."
***
Adrian melambaikan tangan saat Azkia berjalan mendekat ke arahnya. Satu tempat minimalis itu dipilih Azkia untuk pertemuan mereka siang ini. Dia pula yang menjadwalkan pertemuan dadakan dengan kakak kelasnya.
"Maaf lama, Kak. Tadi ada pasien yang musti diurus," jelas Azkia.
Adrian mengangguk mengerti. "Kamu pesen minum apa? Biar aku pesenin," ujar Adrian membuka buku menu.
"Latte aja, Kak."
Adrian mengangguk dan menulis permintaan Azkia. "Aku pesenin dulu ya," pamit Adrian menuju tempat pemesanan. Sepuluh menit menunggu, pria tegap itu datang membawa nampan.
Azkia mengambil minuman di atas nampan membantu Adrian lalu berseru terima kasih. "Aku gak pesen makanan berat karena katamu udah makan," kata Adrian sembari duduk di depan Azkia.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]
Любовные романыPernak-pernik kericuhan dokter duda dan anak koasnya! "Saya tidak mau menikahi wanita yang umurnya setara dengan adik perempuan saya." Azri "Semua cowok boleh, asal bukan duda!" Azkia _______________________________ © Ilustrasi gambar by SINANA © C...