Semalam Azri susah tidur nyenyak. Layaknya anak kecil yang hendak diajak berlibur; Azri jadi terus memikirkan kapan hari itu terjadi. Rasanya ingin segera mendapat jawaban pasti dari gadis incaran. Padahal baru terhitung hari pertama setelah ungkapan seriusnya. Apa Azri akan begadang setiap malam sampai mendapatkan kepastian?
Saat di rumah sakit pun. Azri sering berkeliaran di area para koas melakukan tugas mereka. Jadi seperti ini menjadi pengintai dengan misi menuntaskan urusan hati. Duduk, makan, bahkan bekerja saja tidak bisa dilakukan dengan tenang. Ada banyak serpihan pertanyaan yang menyelip di dalam otaknya. Tidak bisa dipilah mintanya segera dituruti.
Azri berjalan menuju masjid rumah sakit. Tanpa dikira ia bertemu Azkia. Dengan sendirinya bibir pria itu tersenyum. Tatapannya langsung menelanjangi jari manis Azkia. Apa yang ia harapkan? Baru juga memberi ketegasan kemarin, tidak mungkin Azkia memakai cincin itu sekarang.
"Pulang nanti saya antar ya."
"Nganterin saya cuma niat PDKT 'kan, Dok? Kalau saya tolak dokter jahat lagi kayak awal koas dulu, 'kan?"
"Makanya jangan ditolak."
Azkia mencebik lalu menagih janji. "Kapan saya dipertemukan dengan Dani?"
Azri menghela napas berat. Kenapa Azkia masih bersikukuh untuk dipertemukan. Melihat Dani saja dia enggan, apalagi menghubungi langsung? Jika meminta bantuan pada Dita, pasti berujung perdebatan. Ah, Azri benar-benar malas berhubungan dengan kedua manusia itu.
"Kamu ada waktu kapan?" tanya Azri.
"Saya Minggu ini free tiap malam, Dok."
Azri mengangguk dan mengambil ponsel di saku. Ia mengetik pesan dan tidak segera mendapat balasan. Agar mendapat jawaban cepat. Azri pun menghubungi orang yang bersangkutan.
Setelah menunggu agak lama. Akhirnya panggilan diterima.
"Dit. Kirim nomor Dani. Aku tunggu sekarang!"
"Buat apa?"
"Kirim aja. Ini gak ada urusannya sama kamu!"
"Urusanku lah. Aku istrinya."
"Bisa gak ya. Kamu ngasih ruang pribadi buat pasangan!"
"Kok kamu ngatur! Kamu bukan siapa-siapa aku!"
Raut wajah Azri sudah berganti ekspresi sekarang. Azkia hanya bisa menunggu tanpa berani menyela.
"Aku mau ketemu Dani buat ngobrol santai sama dia." Azri berusaha menjelaskan tanpa menyisipkan nada emosi.
"Tentang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]
RomancePernak-pernik kericuhan dokter duda dan anak koasnya! "Saya tidak mau menikahi wanita yang umurnya setara dengan adik perempuan saya." Azri "Semua cowok boleh, asal bukan duda!" Azkia _______________________________ © Ilustrasi gambar by SINANA © C...