Stase 38 (Keputusan Umi Abi)

10.9K 794 15
                                    

Azkia berhasil dibuat heran, karena hingga siang ini Azri tidak mengiriminya pesan, menyapa di sela-sela tugas koasnya, dan tidak ada apa pun di loker penyimpanan miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azkia berhasil dibuat heran, karena hingga siang ini Azri tidak mengiriminya pesan, menyapa di sela-sela tugas koasnya, dan tidak ada apa pun di loker penyimpanan miliknya. Pria duda itu benar-benar merajuk karena chat-nya semalam?

"Kenapa?" tanya Kenan. 

"Tumben aja, Om itu gak ngirim apa-apa?!" gumam Azkia dengan bibir ditekuk.

Kenan langsung terbahak. "Mulai bucin lo! Gak ada kabar nyariin. Ada orangnya ngehindar mulu."

"Gue malah mikir ini orang jangan-jangan mainin gue beneran. Ya Allah, Nan. Gue berasa ditarik ulur. Sebenarnya niat deketin apa gak! Bete gue!"

Kenan terus saja tertawa melihat ekspresi gelisah bercampur penasaran itu. "Baru juga gak dikasih kabar sehari udah kek ayam mau bertelur lu," semprot Kenan, Azkia mencibir. 

"Ya gimana?! Abis dipepet abis-abisan trus ngilang, dasar aneh!" balas Azkia tak kalah pedas.

"Udah yakin lo ngasih Dokter Azri kesempatan kedua? Jangan sampek lo gundulin rambut misal dia ngecewain lagi." Kenan memastikan. Kemarin saat dikecewakan Azkia memotong rambutnya. Kenan harap hal itu tidak akan terulang.

***

Setelah meninggalkan stase pedriatic. Para koas disebar di beberapa puskesmas kepenitraan untuk menjalani stase IKM. di sana mereka akan diterjunkan sebagai dokter sungguhan dengan memberi pelayanan layaknya tugas dokter pada umumnya. 

Setelah melakukan diskusi, mempersiapkan beberapa keperluan bersama anggota kelompok untuk menjalani stase IKM, Kenan dan Azkia memutuskan untuk melepas penat sejenak di mall sebelum kembali pulang. Sepasang sahabat itu berjalan riang menuju pintu keluar. Di dekat ruang obat-obatan, kebetulan Nara keluar ruangan dengan tas kerja di pundak.

"Hai. Dokter Dokter," sapa Nara.

"Masih calon," ringis Kenan membenarkan.

"Bentar lagi 'kan sudah resmi jadi Dokter."

Azkia dan Kenan hanya tersenyum mengamini. "Mau kemana?" tanya Nara 

Sebelum menjawab. Keduanya saling bertukar tatapan. Saling menitah agar menjawab pertanyaan itu dari sorot mata yang berbicara. Kenan pun mengangguk menyerah.

"Mau ke mall, Kak. Cari minuman diskon," jelas Kenan. Nara terkekeh.

"Ikut dong." Nara berseru. Keduanya kembali bertatapan.

"Kenan gak bawa mobil, Kak. Dia naik motor." Kini Azkia menjawab. Bukan bermaksud tidak ingin diganggu. Namun mereka tidak enak jika mengajak Nara yang sepertinya jarang menaiki transportasi umum.

𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang