Stase 42 (Resmi Pacaran)

13K 847 27
                                    

Pelataran rumah Azkia berubah layaknya gedung megah dengan perpaduan dekor berwarna biru muda, putih, dan juga pink

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelataran rumah Azkia berubah layaknya gedung megah dengan perpaduan dekor berwarna biru muda, putih, dan juga pink. Ikrar suci berjalan khidmat dan berhasil diucap dalam sekali napas. Prosesi demi prosesi pernikahan juga berlangsung dengan lancar tanpa kendala apa pun.

Kini Azkia dan istri Azri telah resmi menjadi pasangan suami istri. Para keluarga besar, teman-teman SMA, rekan orang tua Azkia datang silih berganti memberi ucapan selamat.

Sedangkan dari pihak Azri hanya didatangi adik dan ibunya saja. Zahra tentu diajak menyaksikan pernikahan kedua ayah kandungnya. Untuk kerabat yang lain akan diundang setelah Azri memboyong istrinya ke Jakarta.

"Ganti baju dulu, Mbak Dira." Seorang perias pengantin mendekati sang mempelai wanita.

Azkia dengan beban berat di kepala akibat membawa sanggul mengangguk antusias. "Suami saya gak ganti juga?" tanya Azkia.

"Iya, sekalian."

Azkia mencolek Azri yang sedang sibuk berbincang dengan tamu ayahnya. Dengan blangkon di kepala, ia mendongak menatap bertanya-tanya pada sang istri. "Ganti baju dulu," ajak Azkia agak berbisik.

Azri berpamitan terlebih dahulu pada para tamu dan masuk ke kamar pengantin untuk mengganti busana dengan kebaya biasa.

"Lega banget bisa lepas konde," seru Azkia.

Azri yang tengah mengganti pakaian menoleh dan tertawa bersamaan. "Kamu lho yang minta acara dijadikan satu hari."

"Iya, sih. Tapi kalau udah lepas konde sama kemben jadi agak gak beban kok. Aku udah siap menghadapi tamu sampek malam," ujar Azkia bersemangat.

"Awas tepar, Mbak," kata perias mengingatkan.

"Besok udah gak ada acara. Jadi bisa tidur seharian," seru Azkia.

"Gak bisa gitu, Mbak. Pasti tetep ada tamu. Biasanya tiga harian tetep rame."

Yeah, bisa jadi begitu. Apalagi acara pernikahan ini adalah kali pertama di keluarganya. Ayah dan ibu Azkia memang membuat acara semeriah mungkin.

Azri menjulurkan lidah pada Azkia; meledek sang istri karena rencana Azkia untuk besok sepertinya tidak akan terwujud. Azkia menekuk bibir tanpa bisa berkata apa-apa.

Setelah membantu melepas kemben dan merapikan rambut. Sang perias keluar kamar meninggalkan sepasang pengantin di sana.

Azri mendekati Azkia yang masih sibuk merapikan beberapa bagian pakaiannya di depan cermin lemari. "Akhirnya bisa pakek baju sarimbit sama kamu," kata Azri ikut bercermin.

𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang