Azri membuka mata saat mendengar suara sibuk di dapur apartemennya. Ia melirik jam beker di nakas dan ternyata belum memasuki waktu Subuh. Pria tanpa pakaian itu mengubah posisi dengan duduk di tepi kasur. Menit berikutnya, ia berdiri dan berjalan menghampiri sang istri yang sibuk melakukan sesuatu.
Benar ternyata. Azkia sedang beraktivitas di depan kompor listriknya. "Pagi banget bangunnya. Ada janji sama kelompok koas?" tanya Azri bersandar di pantry menghadap ke arah sang istri yang sibuk merebus sayuran.
"Mas udah bangun? Kok bajunya gak dipakek?" lirik Azkia sekilas.
Azri menarik-narik baju yang dipakai Azkia dan berkata, "Baju tidur Mas kamu pakek ini!"
Azkia menunduk dan melihat baju atasan yang ia pakai. "Masak sih?" tutur Azkia. Setelah meluruskan tangannya. Ia baru menyadari jika baju itu terlalu besar untuknya. "Oh iya. Hehe. Resiko baju kembar ya gini," gumam Azkia.
Azri menarik lengan Azkia dan mengunci tubuh sang istri dengan posisi saling berhadapan. "Mas, nanti sayurnya terlalu mateng!"
"Berarti salahin bibir kamu," kata Azri, satu tangannya beralih menangkup wajah Azkia dan mencium bibir di depannya penuh nafsu.
"Udah! Sekarang Mas mandi trus sholat!" putus Azkia setelah berhasil melepaskan diri dari serbuan manis suaminya.
"Jama'ah ya. Abi pesen sama Mas sebisa mungkin kita sholat bareng."
Azkia mengangguk patuh. Azri mengecup kening Azkia dan pergi ke kamar mandi. Setelah 15 menit membersihkan diri. Azri kembali menuju dapur.
"Mas yang lanjutin bikin sarapan. Kamu mandi sekarang."
"Siap, Mas!"
Azkia pun pergi mandi dan Azri melanjutkan pekerjaan sang istri. Setelah masakan untuk sarapan terhidang. Azri bersiap diri untuk salat dua rakaat.
Tepat memasuki waktu Subuh. Azkia keluar kamar mandi dan bergegas mengeringkan rambut tidak panjangnya itu. "Kelamaan kalau nunggu rambut kamu kering," ujar Azri yang sudah siap dengan baju koko dan sarung berwarna gelap.
"Iya iya." Azkia meletakkan hair dryer di atas meja rias dan berlari kecil mendekati Azri.
Dengan gerakan cepat Azkia memakai mukenah. Memburu waktu supaya tidak sampai mendapat omelan suaminya. "Kamu kayak lagi lomba pakai mukenah," kata Azri menahan tawa.
"Nanti dimarahin Mas kalau aku lemot," jawab Azkia sambil terus bersiap diri.
"Kalau di rumah sakit Mas marahin. Kalau di rumah ya gak lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]
RomancePernak-pernik kericuhan dokter duda dan anak koasnya! "Saya tidak mau menikahi wanita yang umurnya setara dengan adik perempuan saya." Azri "Semua cowok boleh, asal bukan duda!" Azkia _______________________________ © Ilustrasi gambar by SINANA © C...