Stase 47 (Test pack)

13.2K 749 8
                                    

Satu bulan berlalu begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan berlalu begitu saja. Kedekatan Azri dan Azkia terjalin semakin erat. Sejak 2 minggu lalu, setiap hari Sabtu dan Minggu Zahra kembali tidur bersama Azri di apartemen. Istri baru Azri sama sekali tidak keberatan jika harus mengasuh Zahra disela-sela kesibukannya menjalani koas.

"Enak gak, pudingnya?" tanya Azkia meminta penilaian. Selama mendapat jatah libur koas. Azkia memperbaiki skill memasak dan mengabaikan sejenak hobi berdagangnya. Azri sama sekali tidak membatasi. Semua yang terbaik untuk Azkia, pasti akan didukung.

Zahra mengangguk, mulutnya sudah belepotan karena asik mengunyah makanan dingin rasa strawberry buatan Azkia.

"Enak gak, Mas?" tanya Azkia beralih menatap suaminya.

Pria itu tidak langsung menjawab dan terus mengunyah. "Mas?"

"Gak enak. Mungkin enaknya kalau disuapin."

"Dih. Gak malu sama Aya. Dia aja makan sendiri!" racau Azkia mengusap rambut lembut anak tirinya.

"Sekali deh, Dek. Suapin Mas, ya," mohon Azri tatapannya seperti seorang bocah polos yang menginginkan sesuatu.

Azkia menuruti permintaan sang suami dan menyuapkan puding itu ke mulut Azri. Zahra beralih menatap kedua orang tuanya. Gadis cilik itu menikmati adegan mesra di depannya dengan tatapan lugu.

"Aya mau disuapin?" tawar Azkia.

"Jangan, nanti Aya jadi manja," sahut Azri mengingatkan.

"Mas juga bisa kebiasaan!" serang Azkia, Azri hanya tersenyum tanpa mengelak.

"Pa, kapan Mama main ke sini?" tanya Zahra tiba-tiba. Azri melirik Azkia sejenak. Wanita berstatus istri barunya itu tidak menunjukkan reaksi apa pun kecuali menunduk menutupi perasaannya yang asli.

"Mama Kia 'kan di sini," jawab Azri. "Kamu kangen Mama Dita?" tanyanya kemudian. Jika iya, Azri akan mengantar sang anak pulang ke rumah mantan istrinya.

"Pengen makan bayeng Mama sama Papa," ceplos Zahra.

Seketika perasaan aneh menyusup di hati Azkia. Sebisa mungkini ia bertingkah baik-baik saja mendengar permintaan polos dari anak suaminya. Tidak ada yang salah di sini. Azkia hanya belum terbiasa.

Azri tahu bagaimana perasaan Azkia. Dia pun merengkuh pundak sang istri dengan senyum lebar. "Dulu kata Aya pengen tidur sama Mama Kia? Udah Papa turutin nih, gak cuma tidur sama Mama Kia, Aya juga bisa main sama Mama Kia. Jadi selama ada Mama Kia berarti waktu Aya diabisin sama Mama Kia," jelas Azri hati-hati.

𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang