Stase 34 (Luka Batin)

10.7K 751 15
                                    

Berita kecelakaan Dani Aksara membuat rumah sakit pagi ini ramai dikunjungi polisi dan wartawan yang ingin mengetahui kabar terbaru penyanyi indie kesukaan para milenial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berita kecelakaan Dani Aksara membuat rumah sakit pagi ini ramai dikunjungi polisi dan wartawan yang ingin mengetahui kabar terbaru penyanyi indie kesukaan para milenial.

"Kak Dani belum siuman ya?" Sekelompok anak koas sedang merumpi sebelum melakukan aktivitas rutin. 

"Iya, katanya sih cedera otak traumatis."

"Yaaah, berarti dia vakum gak manggung sampek tahun depan."

"Gue juga mikir gitu."

"Kira-kira istrinya masih mau terima gak ya, misal Dani berubah? Gosipnya dulu si istri mau nikah karena masa depan Dani yang bakal meroket, 'kan?"

"Jangan gitu ah. Kasihan Dani, kalau ditinggal istri hanya karena cacat."

"Iya nih. Gue berharap dia masih bisa nyanyi dan berkarya. Lagu-lagu dia cocok dikuping gue."

Azkia hanya diam menyimak teman-temannya mengobrol. Semalam dia juga ikut memikirkan bagaimana nasib keluarga penyanyi kesukaannya itu. 

"Ngelamun lo?" tanya Kenan melihat Azkia sedang memikirkan suatu hal.

"Ruang ICU-nya Dani dijaga ketat. Gak ada anak koas yang boleh masuk. Cuma perawat khusus yang jagain dia. Padahal lumayan bisa foto sama nama dia yang ditempel di ranjang." Kenan tertawa dengan kalimat gurauannya.

"Sinting lo!" sembur Azkia, Kenan semakin terkekeh.

"Kalau belum ada perkembangan kabarnya keluarga mau pindahin dia ke RS luar negeri," jelas Kenan. 

"Bisa-bisanya lo tahu hal begituan," timpal Azkia menggeleng pelan.

"Wajib dong. Sambil cari info sambil cari kesempatan. Siapa tahu disuruh masuk ke kamarnya buat nemenin visite," kekeh Kenan.

"Gak mungkin. Paling yang ditunjuk nemenin visite para dokter junior. Level kita mah apaan," pikir Azkia. 

Kenan mengangguk kecil. "Eh, bukannya hari ini lo mau jawab lamaran Dokter Azri. Jadi ngejawab yang lo curhatin semalem?" tanya Kenan memastikan.

"Bismillah iya, Nan. Gue kalau ragu terus takutnya malah gak berakhir bagus." 

"Iya juga. Baik buruk pokoknya yakin dulu aja. Seburuk-buruknya pilihan, insya Allah tetep ada hikmahnya."

***

Sore hari sebelum Azkia kembali ke kos. Ia meminta Azri untuk menemuinya di taman belakang rumah sakit. Di sana ia akan menjawab pinangan Azri yang sudah terhitung 10 hari berlalu. 

Azkia sudah memantapkan hati untuk hari ini. Tangan kiri Azkia mengepal gugup di dalam saku jubah koasnya.

Sebenarnya pesan WhatsApp Azkia sejak pagi tadi tidak dibalas oleh Azri. Seharian ini Azkia juga tidak melihat batang hidung dokter berstatus duda itu. Namun Azkia tetap menunggu Azri sesuai pesan singkat yang telah ia kirim. 

𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang