Pagi hari yang cerah. Perpaduan langit biru dengan sinar surya menambah rasa semangat para manusia melakoni aktivitas keseharian mereka.
Seperti biasa, segerombolan anak koas sedang melakukan follow up bersama Ezra. Candaan ringan sesekali terselip disela-sela kegiatan rutin mereka.
Follow up terus berlanjut dari bangsal ke bangsal. Para koas membututi Ezra yang berjalan memimpin di lorong hendak menuju kamar inap pasien lainnya. Mendadak Ezra berhenti saat berpapasan dengan Azri. Tidak hanya Ezra, anak koas juga heran dengan keberadaan Azri di sana.
"Loh, Dokter Azri tumben lewat sini?" tanya Ezra. Azkia cepat-cepat menunduk seakan tidak mengenal Azri. Kenan berulang kali menyenggol lengan Azkia dengan senyum tertahan.
"Saya cuma jalan-jalan pagi saja," jawab Azri santai.
"Oh. Hahaha." Ezra tertawa menanggapi. "Tumben sekali, Dok. Selama saya kerja di sini, baru ini saya lihat Dokter keliling rumah sakit. Sampek masuk lingkungan kamar rawat anak."
Azri terus mencuri pandang ke arah Azkia. Sejauh ini tidak ada yang tahu kedekatan mereka kecuali Kenan. "Oh ini bukan yang pertama, saya juga pernah ngecek bayi dengan jantung bermasalah."
Azkia yakin. Azri tidak akan membocorkan kedekatan mereka seperti pulang pergi berdua atau keluar nongkrong bersama, karena status mereka belum jelas.
"Silahkan dilanjut kegiatan kalian," seru Azri melangkah terlebih dahulu. Para koas hanya memberi anggukan sebagai bentuk hormat saat Azri berjalan melalui mereka.
"Ciye~ dijenguk diam-diam. So sweet juga," bisik Kenan ke telinga Azkia.
"Udah mulai terbuka belum jalan menuju hati beliau," tanya Kenan sambil melanjutkan langkah menelusuri lorong rumah sakit.
Azkia mendekatkan mulutnya ke telinga Kenan lalu berujar lirih, "Lo mau gue bikinin ponakan cewek apa cowok?"
Azkia terkekeh pelan melihat Kenan melebarkan matanya terkejut. "Kalian udah sampek anu?"
***
Azri merapikan lengan kemeja setelah menyelesaikan salat zuhur. Ia berjalan menuju kursi kerjanya dan melihat satu botol susu almond dengan sticky note bertuliskan; "jangan lupa diminum, Dok :-*".
Senyum di bibir Azri merekah dengan sendirinya. Firasatnya mulai meyakini jika Azkia akan menerima lamarannya.
Azri membuka ponsel untuk memfoto minuman itu dan mengirimkannya pada Azkia.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]
RomancePernak-pernik kericuhan dokter duda dan anak koasnya! "Saya tidak mau menikahi wanita yang umurnya setara dengan adik perempuan saya." Azri "Semua cowok boleh, asal bukan duda!" Azkia _______________________________ © Ilustrasi gambar by SINANA © C...