Stase 39 (Berusaha Adil)

11.7K 753 23
                                    

Azri kembali beraktivitas setelah mengurus kepentingan menikahnya di Solo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azri kembali beraktivitas setelah mengurus kepentingan menikahnya di Solo. Di luar perhitungan. Ia baru bisa kembali pulang satu hari setelah masa pembuatan cuti mendadaknya. Urusannya benar-benar banyak, karena memutuskan menikah secara dadakan.  

Azri menghentikan mobil di depan gedung sekolah Zahra. Meskipun belum terhitung weekend. Sang anak meminta tidur di rumahnya karena 3 hari tidak bertemu.

Nara membawa tas kecil milik Zahra. Sementara Azri menggendong buah hatinya agar mau turun dari mobil. Seperti biasa. Zahra kambuh tidak mau pergi sekolah, karena semalam tidur kemalaman.

"Nanti pulang sekolah dijemput Papa ya," pinta Zahra. 

"Mama yang jemput, Sayang."

"Gak mau! Aya mau dijemput Papa!" 

Sambil terus melangkah Azri akhirnya mengiyakan. "Oke. Asal Aya sekolahnya gak nyusahin Bu Guru dan gak cemberut."

Zahra mengangguk-angguk membuat rambut dikuncirnya bergerak mengikuti. "Pagi Zahra," sapa seorang guru PAUD menyambut kehadiran muridnya.

"Pagi, Bu guyunya Aya," balasnya. Zahra diturunkan oleh Azri dan Nara langsung merapikan seragam keponakannya itu.

"Hari ini pulang jam berapa ya, Bu?" tanya Azri memastikan. 

"Seperti biasa, jam 3 sore, Pak."

Azri mengangguk paham. "Aya. Papa tinggal ya," pamit Azri melihat anaknya mengangguk-angguk. 

"Permisi dulu, Bu." Azri berbalik arah diikuti Nara. 

"Abang ada urusan malam ini?" tanya Nara. 

Seraya masuk ke dalam mobil Azri menjawab, "Bayi Abang yang satunya juga ngambek, Ra." 

"Siapa?" 

"Kia. Harusnya 'kan Abang masuk kerja kemarin."

Nara langsung tertawa lepas. "Udah gede dia. Paling juga paham kalau ditinggal ngurus anak."

"Abang gak mau dia merasa diduakan hanya karena Abang sibuk sama anak sendiri. Ngerti 'kan maksud Abang."

"Ya tapi Kia gak sebocah itu juga. Dia pasti maklum kok. Kia nerima Abang berarti nerima konsekuensi juga. Menurut Nara masih di batas wajar."

"Abang harap juga gitu. Tapi kita gak ada yang tahu, Ra, gimana perasaan dia misal Abang terlalu memprioritaskan ngerawat Aya."

𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang