Stase 25 (Semakin Blak-blakan)

12.8K 860 19
                                    

Jangan lupa vote ya, Bu Haji ✨

Azkia dan Kenan duduk berdua setelah menyelesaikan tugas dinas mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azkia dan Kenan duduk berdua setelah menyelesaikan tugas dinas mereka. Dua cup dengan kepulan asap di atasnya menemani perbincangan mereka di pergantian hari. Kenan duduk bersedekap karena hawa dingin cukup membuat tubuhnya sedikit menggigil.

"Kenan," panggil Azkia.

Pemuda dengan bibir tipis itu mengangkat pandangan sembari kaki yang terus bergerak mengurangi hawa dingin. "Coba sebutkan apa tanda-tanda orang jatuh cinta?" tanya Azkia dengan suara pelan. Ekspresinya seperti seorang dosen yang sedang melakukan ujian lisan pada para mahasiswanya.

Kenan berpikir sejenak lalu menjawab, "Kalau setiap deket sama doi kita deg-degan, bingung mau ngomong apa, salah tingkah, hati itu rasanya seneng banget, jangankan bersandingan lihat dari kejauhan aja udah bahagia, dan yang paling sering terjadi waktu kita dapet WA dari doi, rasanya pengen loncat meskipun isinya bukan tanya hal pribadi."

Azkia mengangguk pelan mempertimbangkan jawaban Kenan. Lalu dia kembali bertanya, "Jelaskan perbedaan antara cinta dengan sekedar perasaan suka biasa?" 

Kenan pun kembali berpikir. Azkia tampak menunggu jawaban dengan tampang serius. "Kalau ada orang yang buat lo nangis meskipun cuma persoalan kecil, berarti lo udah dilevel sayang sama orang itu."

"Kalau cuma ditahap nyesek doang? Kan ada orang yang gak mudah nangis, Nan." 

"Menurut gue, orang gak mudah nangis itu karena mereka mensugesti diri dengan kalimat buatan sendiri, misal gak boleh nangis atau gak boleh cengeng! Jadi mereka terbiasa gak nangis itu karena tersugesti sama kata-kata mereka itu. Intinya, hati manusia itu sama lembutnya, Kia. Yang mengubah isi hati itu keadaan, si perasa, dan sang pencipta."

"Contoh kecil yang udah mendarah daging. Cowok gak boleh nangis! Makanya sampek sekarang cowok jarang keliatan nangis. Tapi hati mah sama rapuh-nya. Kalau sampek ada cowok yang nangis masalah hati, ya udah pasti hati mereka terluka sampek berdarah darah deh, kalau misal diilustrasiin."

Azkia kembali mengangguk. "Ada apa nih, lo mau mengukur seberapa besar keseriusan Dokter Azri?" 

"Gue bahkan gak merasakan semua yang lo sebut soal ciri-ciri orang jatuh cinta, Nan. Cuma berdebar doang waktu dia meluk tiba-tiba," beber Azkia apa adanya. 

"Ya belum lah. Kan posisinya lo dicintai. Tinggal lo mau gak mencintai balik. Semua itu tergantung lo-nya gimana?" kata Kenan memberi petuah. "Kalau lo mau buka hati dan nerima dia di kehidupan lo, makin lebih mudah lagi cinta itu tumbuh. Makanya gue bilang kemarin apa, welcome dan waspada!"

Azkia kembali merenung. Apa dia selama ini terlalu defensif dan membatasi diri karena ucapannya tentang tidak akan mau menikah dengan seorang duda? Jika Azkia mau menghapus pemikiran tersebut dari hidupnya, apa ia bisa lebih mudah menerima Azri hingga level takut kehilangan? Belum lagi kehadiran Adrian baru-baru ini, sungguh membuat perasaannya semakin berliku-liku.

𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang