Stase 16 (Mas Dokter)

14.4K 1K 51
                                    

Di depan Azkia, Azri mengobrol dengan Dita melalui ponsel yang menempel di telinga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di depan Azkia, Azri mengobrol dengan Dita melalui ponsel yang menempel di telinga. Setelah melakukan makan malam. Mereka berpindah tempat ke alun-alun kidul kota Solo.

"Ada apa, Dit? Hapeku tadi di mobil."

"Kamu bawa mobil? Katanya naik pesawat?" 

"Ada apa telpon?" tanya Azri mengalihkan.

"Aya tadi pengen telpon kamu. Tapi kamu gak angkat. Sekarang dia udah tidur."

"Ya udah. Besok pagi aku telpon dia."

"Kamu lagi di luar?" 

"Bukan urusan kamu. Jangan bahas permasalahan di luar urusan Aya!" ketus Azri membatasi.

"Aku cuma tanya—" Azri memutus panggilan sepihak. Sudah dipertegas tapi mantan istri terus saja mengoceh.

Azkia menunduk sembari memegang kotak kue serabi yang ia beli sebelum mereka duduk di tepi alun-alun. Meskipun menolak untuk menguping. Namun dengan jelas Azkia bisa mendengar obrolan konsulen dengan mantan istrinya.

"Serabinya masih hangat? Saya mau incip," kata Azri.

Azkia memberikan kotak kue tersebut pada Azri yang duduk di sampingnya. "Maaf. Kalau obrolan saya ganggu kamu," kata Azri.

"Dita sering telpon karena Aya masih butuh saya dan juga dia. Padahal saya sudah malas berhubungan sama dia." Curhat Azri. "Meskipun Aya tahu kalau Mama-nya nikah lagi. Tapi dia tetep belum bisa nerima papa tirinya," lanjutnya.

Azkia hanya diam. Ingin menyahut tapi takut salah menyampaikan. Azri pun terus berkeluh kesah. "Saya kasihan sama Aya, gara-gara keegoisan orang tuanya dia jadi kurang kasih sayang. Tinggal di rumah saya, lalu pindah ke rumah Dita. Gitu terus setelah 3 tahun perceraian." 

"Kalau boleh tahu, sejak kapan mantan istri dokter menikah lagi?" Azkia bertanya dengan nada ragu. 

"Setahun setelah kami cerai," jawab Azri, "Dia nikah sama cowok yang katanya udah dikenal selama 2 tahun. Itu tandanya dia kenal suaminya selama kami membina rumah tangga. Tapi saya menepis pemikiran jika mereka memiliki hubungan gelap. Malah Dita yang terus-terusan nuduh saya, kalau saya selingkuh dan sering pulang malam. Padahal waktu itu jadwal operasi emang lagi padat-padatnya."

Azkia menoleh. Ia bisa melihat raut kesal bercampur sedih dari wajah serius dokter pembimbingnya. "Dokter masih sayang sama Mama-nya Aya?" ceplos Azkia berhasil membuat Azri memalingkan wajah dan mereka bertukar pandang seperkian detik. 

𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang