Selepas salat Magrib Azkia mengajari Zahra membaca iqra di kamar utama. Tanpa banyak membantah gadis kecil itu mengulang gabungan huruf Hijaiyah yang dilafalkan Azkia. Azri yang masih mengenakan sarung lengkap dengan kopiah juga ikut mendampingi.
"Fathara nii." Azkia mengeja empat huruf hijaiyah itu dengan jelas.
"Fa-tha-rya niiiii," ulang Zahra agak kesusahan.
"Yang akhir jangan dipanjangin, Sayang," jelas Azri. Zahra mengangguk menatap ayahnya lugu. "Ulangi," titah sang ayah.
"Fa-tha-rya nii?!" ulang Zahra. Mata bulatnya kembali menatap sang ayah meminta penilaian. Azri mengusap kepala anaknya dan tersenyum.
"Syaakiri."
"Syaa-ki-ryi."
"Bacaan terakhir, ya," ujar Azkia.
"Fii aqibihii."
"Fii aqi-bi-hii."
"Shadaqallahul adzim." Azkia menutup buku kecil itu dan mengusap kepala Zahra.
"Jadi anak sholehah ya, Sayang," ujar Azkia mengucap doa.
"Aamiin," sahut Azri.
Selama ini Dita tidak pernah mengajari Zahra. Semua urusan mendidik dilimpahkan seutuhnya pada pihak sekolah, dari pelajaran umum hingga agama termasuk mengaji. Namun Azkia meminta Zahra mengaji ulang setiap tinggal bersamanya. Jika Azri belum pulang kerja. Azkia juga mengajak bayi 5 tahun itu salat berjamaah.
"Aku dulu usia segini mau dikirim ke pesantren sama Abi, tapi Umi gak tega. Akhirnya aku, Deffa Daffa, waktu SD di sekolahin di madrasah," cerita Azkia sembari membantu Zahra melipat mukenah merah mudanya. "Kata Umi, yang penting udah ada dasar agama," lanjutnya menoleh ke arah Azri.
"Kalau kamu lulusan pesantren. Mas malah minder mau deketin kamu. Karena pemahaman agama Mas cuma secuil. Sholat lima waktu aja untung-untungan. Dulu keluarga Mas lebih nuntut ke ilmu umum."
Azri juga menceritakan pengalaman beragamanya. Salah satu alasan kenapa ia bersikeras memperjuangkan Azkia adalah pemahaman agama keluarga sang istri yang ia harapkan bisa memperkuat keimanannya.
"Tapi di rumah sakit Mas terkenal dokter alim lho."
Azri tertawa kecil. "Mungkin karena Mas rajin sholat di masjid rumah sakit. Padahal kayak gitu gak bisa dijadiin patokan kalau ilmu agama Mas itu bagus. Biasa aja. Masih paham kamu, Dek."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]
RomancePernak-pernik kericuhan dokter duda dan anak koasnya! "Saya tidak mau menikahi wanita yang umurnya setara dengan adik perempuan saya." Azri "Semua cowok boleh, asal bukan duda!" Azkia _______________________________ © Ilustrasi gambar by SINANA © C...