𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]

Stase 45 (Bercanda ya suami)

Hari ini adalah hari pertama setelah status Azkia berubah menjadi istri seorang dokter spesialis jantung. Dari depan gedung rumah sakit, para security berbondong-bondong mengucap kata selamat pada pasangan yang baru menikah itu.

Azri hanya tersenyum menanggapi sembari memarkir mobilnya di tempat parkir khusus dokter. "Mas, aku deg-degan," kata Azkia memegang bagian dadanya.

"Kenapa?"

"Gak tahu juga, takut digodain aja."

"Kamu malu jadi istri Mas!"

"Gak gitu juga!"

"Ya udah jangan takut."

Azkia menghembuskan napasnya perlahan; menenangkan diri agar merasa lebih tenang. "Makan siang bareng ya nanti," ajak Azri.

"Mas? Aku butuh waktu juga buat ngobrol santai bareng temen-temenku, lho."

Azri menghela napas pendek. "Oke deh. Mas kasih kebebasan kamu selama di rumah sakit."

Senyum di bibir Azkia terukir puas. "Nanti jangan lupa, waktu pulang kamu ke ruangan Mas," titah Azri.

"Baru ini sopir minta dijemput," celetuk Azkia. "Bercanda ya suami," kekehnya melihat Azri melotot ke arahnya.

Azkia menarik tangan Azri untuk dikecup sebelum meninggalkan mobil. "Selamat bekerja."

Azkia membuka sabuk pengaman dan mengingat sesuatu. "Mas, aku dinasnya 'kan di puskesmas. Kok dianter ke RS?"

"Oh iya ya."

"Ayo, buruan anter ke puskesmas."

***

Hari ini puskesmas sibuk dengan acara posyandu. Delapan anak koas yang dituntut menjadi dokter sungguhan telah fokus dengan tugas masing-masing. Kegiatan berlangsung sesuai harapan hingga waktu telah menunjukkan jam 12 siang.

"Akhirnya ya, kegiatan hari ini selesai juga," hela Aisyah menyandarkan punggungnya di sofa ruangan.

"Besok kegiatannya apa?" tanya Azkia.

"Kamu setelah ini bahas jadwal sama aing, Kia." Usman memberitahu.

"Iya, Usman. Siap!"

"Kak Kia sekarang tinggal dimana?" tanya Aisyah.

"Gue tinggal di Jakpus deket sini."