Azkia dipeluk erat sebelum ditinggal bertugas. Mulai sore ini sampai 3 hari ke depan, mereka akan dipisahkan oleh jarak. Yeah. Ini akan menjadi pengalaman pertama mereka merasakan hubungan jarak jauh setelah resmi menjadi suami istri.
"Gak boleh tidur terlalu malem. Makan yang teratur. Sholatnya juga jangan ada yang ditinggal. Kalau capek istirahat bentar, terus lanjut nugas lagi. Ngerti?"
Azkia mengangguk dipelukan sang suami. "Mas juga ya. Di sana jangan telat makan. Jangan lupa ngasih kabar juga." Ganti Azri yang mengangguk.
"Udah. Sekarang kamu balik ke bangsal, Mas mau berangkat," ujar Azri memaksa Azkia melepas lilitan tangan yang merengkuh tubuhnya kuat.
Azkia berjinjit dan mencium bibir suaminya. Keduanya saling bertatapan hingga Azkia kembali menyerbu bibir Azri dengan lumatan lembut. Awalnya Azri hanya menikmati. Namun tak lama, ia membalas sentuhan bibir itu dan memimpin permainan diiringi nafsu yang mendadak timbul.
Tangan Azkia melingkar di leher suami; membuat permainan bibir semakin dalam. Napas keduanya berubah berat. Namun tidak ada yang ingin mengakhiri sentuhan itu lebih awal.
Sadar jika harus segera meninggalkan rumah sakit. Azri mengakhiri serbuan istrinya sesegera mungkin. Jempolnya mengusap lembut sekitar bibir Azkia yang basah dan berujar, "Selama Mas gak ada, kamu pulang pergi bareng Nara. Dia udah Mas kasih tahu."
Azkia mengecap bibir yang warnanya telah memudar. Wanita berjubah koas itu hanya mengangguk mendengar himbauan suaminya. "Apa kamu tidur di rumah Ibu aja kalau gak berani tidur sendiri."
Bibir Azkia mengerucut kecil. "Mas ngeledek aku? Aku 'kan selama di Jakarta ngekos sendiri."
"Tapi kamu penakut."
"Ih, enggak!" sangkal Azkia.
"Daripada kamu kesepian di apartemen. Tinggal di rumah Ibu aja, ada Nara, ada Aya juga."
Seketika Azkia mendapat ide. "Gimana kalau Aya nanti malam tidur di apartemen aja?"
Azri memikirkan sejenak usulan Azkia. "Mas coba WA Dita dulu. Biar dia nganter Aya ke apartemen."
Azkia mengangguk setuju. Azri tersenyum dan menepuk puncak kepala istrinya. "Sekarang kamu balik. Kasihan temen kelompok kamu, ditinggal lama."
Anggukan kepala Azkia menyetujui permintaan Azri. Azkia menarik tangan suami dan mengecup punggung tangan itu sebagai salam perpisahan.
"Adek sayang Mas Azri!" ucap Azkia berjalan meninggalkan ruangan. "Inget ya, kalau udah sampai sana buruan ngasih kabar ke aku," pesannya di ambang pintu ruangan. Azri tertawa dan mengangguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢; Dokter Duda vs Anak Koas [END]
RomansaPernak-pernik kericuhan dokter duda dan anak koasnya! "Saya tidak mau menikahi wanita yang umurnya setara dengan adik perempuan saya." Azri "Semua cowok boleh, asal bukan duda!" Azkia _______________________________ © Ilustrasi gambar by SINANA © C...