[Warning 21+]
Menceritakan tentang seorang supermodel baru yang begitu menggilai kepopuleran. Mengencani pria yang terkenal, hanya untuk menaikkan namanya, lalu meninggalkannya setelah ia mencapai apa yang diinginkannya. Sampai akhirnya wanita itu...
'No one perfect, till you fall in love with them.'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
3 Days Later
STEVEN'S POV:
Ini adalah hari ke 3 setelah kejadian yang membuat Stassie tidak mau berbicara kepadaku. Aku sudah menginjakkan kakiku di LA saat ini. Begitu pula dengan Stassie. Wanita itu berniat untuk pulang bersamaku, seusainya Show di Italia. Tetapi karena kejadian kemarin, dia memutuskan untuk pulang dengan Sofia dan Ariel. Ia bahkan berhenti menghubungiku.
Fuck.
Aku merindukannya.
Aku sempat menghubungi Sofia dan Ariel, untuk memberiku informasi mengenai wanita itu. Dan mereka bilang Stassie sedang baik-baik saja saat ini. Cukup lega mendengarnya, tetapi aku tetap merasa ada sesuatu yang menjanggal.
Sofia bilang Stassie selalu memakan donat pemberianku dalam 3 hari ini, tetapi ia membuang bunga matahari itu, bunga yang selalu kukirimkan bersamaan dengan donat. Aku sungguh merindukan kecerewetan wanita itu.
Ketukan pintu membuatku tersadar dari lamunanku. Seperti biasa, dari nada ketukannya. Ansell.
"Hello dude." Pria itu membawa 2 cup yang berisikan coffe. Ia menyodorkan salah satu dari kedua cup itu kepadaku.
Aku hanya membalasnya dengan gumaman. Aku menghampiri Ansell yang sedang duduk dengan menyenderkan punggungnya di sofa. Pria itu mengerutkan dahinya dan membuatku menatapnya dengan tatapan 'what?'
"You okay dude? Kau tidak terlihat seperti biasanya." Tanyanya sembari membenarkan posisi duduknya menjadi membungkuk menatapku secara detail.
"I'm okay."
"Anyway, bagaimana hubunganmu dengan Stassie semenjak kejadian malam itu di Italia? Kurasa Stassie tidak lagi menginap di rumahmu, biasanya kalian pergi bersama, dan hampir setiap harinya. Paparazzi sering menangkapmu sedang hangout dengannya." Ujar Ansell. Pria itu sempat menyaksikan drama bodoh malam itu.
"Wanita itu masih marah padaku, ia tidak membalas pesan ataupun panggilanku. Aku juga sudah memberinya donat favoritnya, biasanya wanita itu tidak marah lagi hanya dengan aku memberinya donat. But right now, tidak ada perkembangan." Jelasku pada pria itu.
"Datanglah ke Penthousenya, bicarakan masalah kalian dengan baik. Dan kau harus meminta maaf kepadanya, jangan lu-," Sebuah ketukan pintu membuat Ansell menghentikan ucapannya.
Evelyn.
"Hey babe, and you Steven." Ujar wanita yang sedang menenteng sebuah kantong plastik.
"Hello babe, apa yang kau bawa?" Ansell menghampiri calon istrinya itu, dan mengambil kantong plastik yang baru saja dibawa Evelyn.
