[Warning 21+]
Menceritakan tentang seorang supermodel baru yang begitu menggilai kepopuleran. Mengencani pria yang terkenal, hanya untuk menaikkan namanya, lalu meninggalkannya setelah ia mencapai apa yang diinginkannya. Sampai akhirnya wanita itu...
'You know you're in love when you can't fall asleep because reality is finally better than your dreams.'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1 Month Later.
STEVEN'S POV.
"Te quiro," Gumamnya sembari berjalan menjauh meninggalkan kamar mandi.
"I love you more." Jawabku kembali dengan menatap punggungnya yang mulai menjuh dariku.
Aku kembali membersihkan diriku, setelah baru saja melakukan ritual mandi bersama dengan Stassie. You know what i mean. Setelah ini aku dan Stassie akan pergi menuju ke dokter kandungan dan setelahnya, kami akan melihat Mansion baru. Karena usia kehamilan Stassie sudah memasuki 12 minggu. Seiring berjalannya waktu, aku mulai menerima dengan keberadaan janin yang saat ini mendiami rahim Stassie.
Dan hari ini, tepatnya di tanggal 1 Maret, aku akan melamar Stassie. Aku benar-benar ingin memasuki ke jenjang yang lebih serius. Aku tahu, aku yang awalnya tidak mempercayai 'true love' kini telah menyadarinya. Stassie membuatku memahami apa arti cinta yang sebenarnya.
Tentu saja aku sudah merencanakan lamaran ini secara matang-matang. Aku sudah memberitahu semuanya terkecuali Stassie. Aku sudah memberitahu Mom, my Grandma and Grandpa dan keluarga besar Benjamin.
This is gonna be the perfect proposal.
Aku keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggangku. Beralih memasuki walk in closet yang disitu terdapat Stassie yang masih bertelanjang dengan memandangi pantulan ditinya di cermin. Oh god, bagaimana bisa aku baru menyadarinya?
"Baby, look. My first Baby bump," Stassie tersenyum dengan mengelus perutnya yang sudah tidak rata lagi.
Aku segera berjalan menghampirinya, tanganku terarah untuk menyentuhnya. "Wow. It's like miracle." Aku berlutut, berhadapan dengan perut Stassie dan meletakkan kedua telapak tanganku di pinggangnya.
"Hey, you should know how happy your Mom and Daddy rn." Aku mengelus perut Stassie dengan menggunakan kedua jempolku.
"Are you happy there? Mommy dan Daddy sudah tidak sabar untuk menantikanmu," Rasanya aku sangat bahagia dan ingin terus menerus melontarkan kata pada kandungan itu.
"Babe," Stassie mengelus rambutku dengan pelan.
"Papa a hâte de t'inviter à jouer, à raconter des histoires et à passer des vacances." Aku melontarkan ucapanku dengan menggunakan bahasa Prancis.
