28; Should've Said It

7.1K 334 18
                                    



Hello! ⚡️
Update nih! Leave vote and comment ya!
Happy reading! Have a great sleep
Ily y'all!

•••🦋•••

Highest in The Room - Travis Scott

•••🦋•••

'Woman it's not like cigarette that you'll smoke and throw. They're just like drugs, you'll beg for 'em baby.'

STASSIE'S POV:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


STASSIE'S POV:

Aku dan Steven sudah berada di dalam jet pribadi miliknya saat ini. Dan dengan Lily tentu saja. Wanita itu sudah merasa lebih baik sekarang. Tetapi ia masih belum menceritakan tentang masalahnya dengan jelas. Aku hanya tidak menyangka seseorang bisa menyakiti Lily, maksudku wanita itu cantik, baik dan loyal. Pria memang terkadang sangat menyebalkan.

"Sudah lebih baik?" Aku beralih duduk disebelahnya. Penerbangan ini akan memakan waktu kurang lebih 7 jam.

"Huftt, aku menyesal telah memacarinya." Jawabnya dengan menyenderkan punggungnya pada kursi pesawat.

"Ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi denganmu dan Paul," aku menselonjorkan kakiku agar lebih nyaman untuk mendengarkan cerita wanita dihadapanku ini.

"So, aku mendarat di LA tadi pagi. And aku menyuruh Paul untuk menjemputku, but he said, dia sedang sibuk. Okay aku memaklumi, lalu aku memutsukan untuk memberinya kejutan. Jadi aku datang ke apartemennya dengan membawa makanan favoritnya. But then," Ia berhenti menceritakannya, lalu mencoba mengambil nafas dalam-dalam.

"Ketika aku sudah memasuki apartemennya dan bersiap untuk memberinya kejutan. Aku tidak sengaja melihat pintu kamarnya yang terbuka sedikit. Aku melihatnya sedang melakukan sex dengan seorang wanita dan satu pria lagi. And you know what? Wanita itu adalah Ghina, teman dekatku di kampus. Awalnya aku mengira jika mereka hanya mengeprank ku saja. But, ternyata tidak." Ujarnya dengan air matanya yang kembali menetes.

"Wow." Steven yang tadinya sibuk dengan laptopnya kini menatap Lily dengan tatapan kaget.

"What the fuck? Mereka berhubungan sex dan kau masih mengira jika itu hanyalah sebuah prank?" Aku menatapnya dengan tatapan heran.

"Kau seharusnya bersyukur. Tuhan menjauhkanmu dari orang-orang yang tidak baik untukmu. Just focus on your goals. Those people only want to waste your time." Lanjutku dengan menatapnya penuh iba.

"You're right. But, akan sulit bagiku untuk terbiasa tanpanya. Aku masih membutuhkannya terkadang. Oh god... Paul." Lily kembali terisak.

"And Ghina, aku tidak mempercayai ini. Ia bahkan melakukan threesome dengan kekasihku dan juga teman dekat Paul. I-i c-can't without h-him." Ia mengusap hidungnya dengan tisu.

𝐏𝐎𝐏𝐔𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang