50; Missing You Missing Me

6.4K 296 18
                                    



H A P P Y R E A D I N G M' LUV🥂

•••🦋•••

Hurt You - The Weeknd

•••🦋•••

'There is always some madness in love. But there is also always some reason in madness.'

3rd POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


3rd POV.

Pria itu memasuki kantor pusat sel yang ada di Los Angeles. Bahkan pria itu tak segan menghampiri Jack yang notabenya telah melakukan penganiayaan kepada kekasihnya hingga wanita itu pergi entah kemana. Steven memberhentikan langkahnya, dan mulai berbicara dengan kepala polisi yang ada di kantor itu.

"Hello, Mr. Steven Webster. It's nice to see you here,"

"Hello sir Nicholas. Can i met Jack Cruz?" Tanya pria itu dengan memberi Nicholas fake smile. Steven sedang tidak dalam mood.

"Sorry, untuk keperluan apa? Anda tidak akan melakukan kekerasan kan?" Nicholas menjawabnya dengan wajah sumringah, pria tua itu juga memastikan jika Stveen tidak akan melakukan sesautu pada Jack.

"Just talk. Aku ingin bertanya dengan apa yang terjadi sebenarnya, ketika dilihat dari sudut pandang Jack. Tidak ada kekerasan." Steven menghela nafas beratnya, menyalurkan rasa amarahnya disana.

"Baiklah, Anda mendapat izin untuk berbincang dengan tuan Jack Cruz selama 15 menit. Tunggu sebentar." Ujar Nicholas dengan berdiri meninggalkan ruangannya.

Steven beralih merogoh ponselnya, ia sudah mulai sangat khawatir dengan Stassie saat ini. Ia menghubungi nomor milik Stassie, tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Rasanya tidak mungkin jika hubungannya berakhir seperti itu. Steven tidak bisa menerimanya, pria itu sangat menyayangi dan mencintai Stassie. Rasa penyesalan menghantuinya saat ini, ketika Stassie ada disisinya, ia selalu memiliki cara untuk menghindarinya.

Penyebab dari pria itu menghindari Stassie adalah, karena ia masih belum bisa menerima dengan kehadiran bayi yang saat ini tumbuh di janin Stassie. Steven tidak ingin jika ia di nomer dua kan oleh Stassie. Pria itu memejamkan matanya, bagaimana bisa ia menghindari Stassie karena hal bodoh itu.

"Sir, Anda dapat menemui tuan Cruz sekarang." Ujar salah satu anggota polisi sembari menepuk pelan pundak Steven.

"Okay, thank you." Steven memberinya senyuman tulusnya sebelum berjalan mengikuti langkah kaki polisi berperut buncit itu.

"15 minutes sir." Steven menganggukatas ucapan polisi itu. Lalu memasuki ruangan yang disitu sudah terdapat Jack di dalamnya.

Steven mencoba untuk menstabilkan emosinya dan menenangkan dirinya. Pria itu menarik nafas dalam-dalam sebeum memulai perbincangannya dengan Jack. Steven menatap Jack yang saat ini duduk di hadapannya dengan pakaian orennya, serta borgol yang melekat di pergelangan tangannya.

𝐏𝐎𝐏𝐔𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang