22; Crying on The Air

8.1K 423 4
                                    


HELLO Y'ALL!
Happy reading! Leave vote and comment!
Have a great night y'all! ✨⚡️

•••🦋•••

Lie To Me - Black Atlass

•••🦋•••

'I hate the feeling of afraid and missing someone and not being able to do anything about it.'

STEVEN'S POV:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


STEVEN'S POV:

"Damn it!" Aku mengarahkan tinjuan tanganku kearah meja di depanku. Membuat para pekerja di Club kaget. Kali ini aku berada di Sin City Club milikku. Aku membawa tamu dari Norwegia untuk datang kemari.

"Thank you for coming to my Club. I go to go." Ujarku pada mereka sembari memberi pelukan ala-ala pria pada mereka.

"Where are you going dude?" Tanya salah satu dari mereka. Shit. Mereka membuang waktuku dengan pertanyaannya.

"There's problem with my bae. See you all." Aku berjalan meninggalkan mereka.

"Bereskan meja yang disebelah sana!" Ujarku pada salah satu bartender yang dijawab dengan anggukan olehnya.

Bagaimana bisa aku lupa me-log out Emailku dari laptop Stassie. Aku segera berlari menuju mobilku terparkir berada. Aku harus menjelaskan semuanya padanya. But how stupid i am tidak menjelaskan tentang orang tuanya lebih awal. Terdengar dengan jelas suara tangisannya.

Shit. Shit. Shit.

Aku menaikkan kecepatan mobilku. Saat ini sudah pukul setengah 12 malam. Dan besok wanita itu memiliki jadwal shoot yang entah dimana keberadaannya, wanita itu tidak mau memberitahuku.

Aku memarkirkan mobilku di depan gedung Penthouse milik Stassie. Karena menuju tempat parkirnya akan memakan waktu yang lama. Aku segera memasuki pintu yang terbuka otomatis di gedung itu, mengabaikan sapaan kedua pria yang ada disitu. Aku berjalan cepat menuju lift pribadi yang menghubungkannya langsung dengan Penthousenya.

Pintu lift itu terbuka. Aku berjalan keluar dari lift itu, melangkahkan kakiku menuju kamar Stassie. "Stasse!" Panggilku yang berharap wanita itu memberi jawaban atas panggilanku. But nihil.

"Stassie!"

"Stassie Kiehls!" Bahkan di panggilanku yang ketiga kalinya wanita itu tetap tidak menjawab.

"Steven!" Sofia tiba-tiba keluar dari kamar yang ada di sebelah kamar Stassie dan langsung menyalakan lampu untuk menerangi Penthouse ini.

"Where's Stassie?" Aku berjalan menuju kamar yang di tempati Stassie.

"Apa maksudmu? Stassie sedang tidur-,"

"Tidur?" Aku membuka kamar itu, kosong. Wanita itu tidak ada di kamarnya. Aku beralih menuju kamar mandinya. Same, kosong.

𝐏𝐎𝐏𝐔𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang