47; A Little Distance

4.8K 283 23
                                    




H a p p y   R e a d i n g ✨💛

•••🦋•••


Hurts So Good - Astrid S.


•••🦋•••

'Sometimes the smallest step in the right direction ends up being the biggest step of your life.'

3rd POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


3rd POV.

Mereka berdua duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Halsey. Steven cukup kaget dengan kehamilan Stassie, ia mengira jika Stassie selalu meminum pil setelah mereka berdua melakukan sex. Perasaan amarah kini memenuhi otak Steven, ia tidak menginginkan anak itu. Alasan pertamanya adalah, ia tidak ingin Stassie membagi rasa kasih sayangnya kepada siapapun, termasuk anak. Dan alasan yang kedua adalah, anak adalah salah satu makhluk perusak menurut Steven.

"Again, congratulations. Ini adalah foto janin kalian berdua. Kandunganmu hampir memasuki usia 3 minggu." Halsey menyodorkan amplop bewarna coklat kepada Stassie.

"Thank you," jawab Stassie dengan mencoba untuk tersenyum tidak gugup.

"Sebaiknya kau banyak melakukan rest. Karena kehamilan teimester pertama rentan keguguran. Aku menyarankan untukmu melakukan yoga. Jangan terlalu banyak memakan junk food, makanlah makanan yang sehat. Aku akan memberikan resep obat untukmu," Halsey tersenyum manis kearah mereka berdua, lalu beralih mencatat resep obat di sebuah kertas.

Stassie dan Steven tidak saling bergandeng tangan, ataupun tersenyum. Bahkan mereka berdua tidak saling tatap-menatap. Stassie semakin bersemangat untuk menjaga janin itu semenjak ia melihat janin itu di menempati rahim Stassie. Berbeda dengan Steven, pria itu justru semakin tidak menginginkan bayi itu. Menurutnya jika bayi itu lahir, ia akan mendapatkan double trouble di hidupnya.

"Okay, kau bisa mengambil obat itu di apotek rumah sakit." Halsey memberikan kertas itu pada Stassie.

"Any question?" Tanya Halsey pada mereka berdua, memastikan jika mereka berdua masih bingung dengan kehamilan pertama.

"No. Thank you Halsey," Stassie menggelengkan kepalanya dan beranjak berdiri.

Tanpa berucap sepatah kata pun Steven keluar dari ruangan ini. Stassie merasa jika detak jantungnya telah berhenti saat ini juga. Steven marah dengannya, terlihat jelas dari raut wajahnya. Ia sama sekali tidak merasa bahagia sedikitpun atas kehamilan Stassie.

Setelah berpamitan kepada Halsey dan Hannah, Stassie melesat keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju apotek rumah sakit. Dan setelah ia menebus obatnya, ia segera keluar dari rumah sakit dan menuju parkiran. Stassie yakin jika Steven sudah berada di dalam mobilnya.

𝐏𝐎𝐏𝐔𝐋𝐀𝐑𝐈𝐓𝐘✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang