27. Orang-orang baik

4.1K 268 17
                                    

Keegoisan Diana tidak berakhir malam itu. Katanya kahwatir tapi yang ada malah semakin menambah luka. Malam setelah ia pingsan dipelukan dokter Bella, paginya Savea bangun di rumah sakit lain. Tidak ada sang ayah, Natasya, sahabatnya, bahkan dokter Bella yang gadis itu inginkan kehadirannya. Dia merindukan pelukan lembut ibu dari lelaki yang disukainya itu yang meski kehadirannya baru namun, Savea seolah kembali punya sosok ibu.

Orang baik itu juga memberikan sepucuk surat hingga membuat Savea jauh lebih kuat. Rasanya terkadang kita lebih dekat dengan orang baru, dibanding seseorang yang sudah kita kenal bertahun-tahun lamanya. Bahkan sosok yang melahirkannya pun terasa asing.

Tante tau gak mudah jadi kamu, gak mudah buat berkali-kali jatuh, menyerah lalu kembali harus kuat. Tapi tante tetap mau bilang, terimakasih sudah menjadi kuat dan melakukan hal besar. 

Kamu anak yang hebat dan kamu harus ingat Savea, semua anak lahir karena berkat dan penyertaan Tuhan. Bahkan yang gak lahir pun, Tuhan juga sayang.

Tante harap besok, lusa, atau hari-hari selanjutnya kamu akan terus bahagia dengan versi yang Tuhan dan semesta kasih. 

Sekali lagi, kamu masih punya banyak kesempatan baru, pun tante yakin kamu juga masih sama hebatnya. Pasti. Cepat sembuh ya anak cantik. Kalau ada apa-apa boleh kok curhat, ke rumah atau dimana pun yang buat kamu nyaman. 

Tante kasih no whatsap nih, info aja nanti tante suruh Zenon jemput. 

Semangat yaa, semoga cepat sembuh.

Savea sangat terharu sekaligus iri saat membayangkan interaksi Zenon dan kakaknya dengan ibu biologis mereka. Pasti hangat dan menyenangkan. Tuhan, Savea juga ingin...

Selama diruang pengap itu, Savea cuman ditemani Ratu, adik tirinya yang berusaha mengajaknya berbicara. Diana dan Andrew bahkan tidak berani menampakan diri. Sepertinya kedua orang itu cukup mengerti bahwa kehadiran mereka sama sekali tidak diperlukan atau malah hanya memperburuk kondisi mental Savea.

Ratu Nugroho, adik tirinya itu sepertinya mulai berani melakukan hal terlarang. Diam-diam membolehkan Savea bertemu Kiran, lalu melakukan panggilan vidio bersama Natasya dan sang ayah walaupun masih tak sadar. Bahkan gadis itu yang menjadi tukang pos dadakan karena memberikan surat dari mama Zenon. Dia sungguh baik dan peduli padahal tak terhitung sebanyak apa kejahatan yang Savea lakukan.

Savea menatap sayu bekal berisi makanan sehat yang adik tirinya bawakan. 

"Dimakan ya Kak, jangan anggurin aja. Apa mau Ratu suapin?"

Savea menatap sayu bekal berisi makanan sehat yang adik tirinya bawakan. "Gue udah kenyang. Lo aja yang makan, buatan bunda gak enak." 

Ratu meringis kecil lalu mencodongkan badannya, berbisik. "Aku udah tau makanya buatan bunda udah aku buang terus diganti sama bikinan bik Suma."

Savea hanya berdeham, sementara Ratu menautkan jarinya gelisah akibat tak nyaman dengan tatapan sinis Kiran yang juga ada disana. "Udah, lo tadi bilang mau nugas, kan? Gue aja yang nyuapin Savea."

"Aku ngerjain tugas di kantin rumah sakit aja ya, biar kalau bunda telpon aku bisa ke sini," ujar Ratu.

"Makasih ya Tu," balas Savea kaku.

Baik adik maupun Kiran membulatkan mata, sedikit tak percaaya kalimat sakral itu keluar dari mulutnya. Ratu langsung mengangguk antusias, merasa sangat senang karena dihargai. 

Zenon and Savea (NEW VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang