Savea: selamat sore enoku tercintaaaa, kata bima kamu baru pulang nongkrong? langsung pulang jangan keluyuran yaa
Savea: musim sakit tauu. Ini aja disekolah ujan, dirumah kamu ujan juga gak? Jangan sampai sakit, aku paling gak bisa kalau kamu gak ada disekolah.
Savea: taxi aku dicansel 😠 truss bodohnya aku gak bawa sweeter, bisa mati kedinginan di halte sekolah (aku mau ngode kamu jemput)
Savea: gak ngarep kok, soalnya kalau kamu datang justru itu yang gak masuk akal(:
Savea: gak usah kahwatir, ini aku mau nelpon kiran minta jemput
Savea: katanya ujan-ujan gini gak boleh main hp deh, takut kesambar petir (gak lucu kalo aku wafat, kasian kamunya kehilangan tulang rusuk)
Savea: dadah enoo
Pesan itu dibaca.
Udara dingin menusuk kulit putih Savea. Ia duduk di ujung halte melihat padatnya kota Jakarta meski rintik hujan makin deras dan gemuruh makin keras. Gadis tanpa balutan jaket itu membaca pesan untuk manusia batu berulang kali dengan secuil harapan.
Sudahlah, jangan coba beri Savea wejangan karena percuma. Hanya manusia yang sudah pernah jatuh cinta saja yang akan mengerti. Mengerti bahwa bodoh adalah bagian dari cinta. Nalar tidak dapat bekerja maksimal dan hati akan dibuat melemah.
Sial, ponsel Kiran tidak aktif. Savea sudah beberapa kali mencoba menelpon budak cinta baru itu. "Pesan taksi lagi gak ya?" gumamnya.
Gadis itu mulai gelisah, hari semakin gelap, ditambah tiba-tiba seorang pria dewasa berpakaian kantoran ikut duduk disebelahnya. Bau alkohol begitu menyengat. Orang itu menatapnya secara terang-terangan, pikiran negatif mulai menguasainya.
"Cantik, sendirian?"
Pria itu menyentuh lengan Savea dan reflek dihadiahkan tonjokan pada pipi bajingan itu.
"Anjing!"
Pria itu bahkan berani mencekal lengan Savea. "Kenapa malu-malu sih manis, kamu obralkan? Bajunya udah pas gitu."
"Jangan macam-macam sama gue ya anjing!" Savea kembali menyentak kasar bajingan itu.
Tidak peduli betapa derasnya hujan, Savea berlari menerobos mencari tempat keramaian. Gadis itu memasuki minimarket dengan keadaan basah kuyup. Savea bahkan sudah tidak peduli lagi pada penilaian para pelanggan dan pramuniaga.
"Mbak gakpapa?" tanya si Pramuniaga.
Gadis yang basah kuyub itu bukannya menjawab malah menangis. Para pelanggan mulai tidak malu berbisik ketika Savea tiba-tiba memeluk seseorang. Bahkan bungkusan pembalut ditangan orang itu jatuh sebab terlalu kaget dengan pelukan itu.
"Jahat banget kamu! Seenggak penting itu, kah aku buat kamu?" tanya Savea putus asa.
"Aku berharap kamu datang, tapi peduli sedikit, pun ternyata enggak. Kamu jahat banget Zenon! Sialan! Jahat banget! Gue takut sialan! Gue takut!"
"Pelukan pacarnya dibalas mas, biar lebih tenang."
"Aduh anak muda jaman sekarang kok gini amat ya tingkah lakunya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenon and Savea (NEW VERSION)
Teen FictionMenutup mata dan telinga, memaksakan diri untuk mengembara, pada akhirnya jawabannya adalah dia dan cinta. Zenon Almeer Faith, Cowok beretra cokelat itu terkenal dengan paras tampan dan kekayaan yang berlimpah. Di tambah, kepandaiannya dalam adu fis...