49. Valentine

2.9K 180 22
                                    

Zenon merasakan tubuh Savea tidak bertenaga, menjadikannya penopang, pelukannya pun tak kunjung dibalas. Mengetahui saat ia tiba dirumah Savea, tante Diana marah besar seperti kesetanan, pasti gadis ini diperlakukan kasar. Cowok itu mengendurkan pelukan mereka. Dan ya, Zenon panik mendapatkan Savea pingsan dengan hidung yang berdarah.

"Vea, sayang. Savea, hei bangun.." Panggilan itu tidak berguna. Zenon membopong tubuh mungil itu ke dalam pelukan, sebelum membalikan badan dan menemukan Polisi yang mengejarnya celengak-celenguk mencarinya dalam derasnya hujan.

"Berhenti! Kenapa kabur sialan! Apa yang kamu lakukan?!"

"Pacar saya pingsan!!" bentak Zenon emosi. Sudah tahu ada orang yang butuh pertolongan, malah banyak bertanya.

"BERHENTI!"

Tidak mengindahkan panggilan Polisi itu, Zenon berlari sekuat tenaga menuju rumah Savea. Sesampainya disana Polisi wanita dan Bunda Savea masih berdebat panjang mengenai kasus ini. Tidak peduli etika lagi, Zenon menerobos masuk berteriak kesetanan. "Tolong panggil dokter! Jangan banyak omong lagi, cepat panggil dokter!!"

"KAMU APAIN ANAK SAYA HAH?!" bentak Diana, semakin kesetanan.

"Kalau tante gak perlakuin Savea kayak binatang, dia gak akan kayak gini!" balas Zenon tajam.

Laki-laki itu menaiki tangga menuju kamar Savea. Zenon menguasai rumah itu seolah miliknya. Hanya permintaan Bik Suma yang ia turuti ketika akan mengganti baju Savea yang basah. Zenon turun kebawah, berpapasan dengan Ratu yang buru-buru membawa air hangat dan kompresan. Sementara dibawah, Diana mengamuk tidak jelas, Polwan itu yang jadinya menelpon dokter.

"PERGI KALIAN! PERSETAN, SAYA BISA URUS ANAK SAYA SENDIRI!" Merasa semua mengabaikannya, Diana menampar Zenon. "KELUAR! SAYA BILANG KELUAR!"

Polwan itu menjadi penengah, ia memerintahkan anggotanya membawa Zenon ke kantor agar suasana lebih nyaman. Zenon hendak menolak, namun Polwan itu segera menyela. "Ini sudah lebih dari 30 menit dari waktu yang kamu janjikan di mobil tadi. Saya menyusul ke kantor jika Savea sudah sadar."

Mau tidak mau Zenon pergi meninggalkan Savea dengan keadaan kalut dan takut. Tadi, diperjalanan menuju kantor polisi, Kiran menelpon Zenon. Polwan itu menyuruh dia mengangkat dengan syarat mengaktifkan loud speaker. Suara Kiran yang panik mengkahwatirkan kedaan Savea kala itu membuat suasana semakin tegang.

"Zenon please, suruh polisinya putar balik ke rumah Savea sekarang! Sahabat gue bisa mati dibuat nyokapnya! Tante Diana udah tahu, dia marah besar, tolong kesana. Ini kita lagi cari bukti!" Sebab itulah Zenon bisa disana tadi. Menemukan Savea yang berusaha kuat seorang diri, di jalan yang sepi, disaat gerimis dan hujan lebat akhirnya turun membasahi bumi.

Setibanya di kantor Polisi, Zenon ditarik kasar oleh Polisi yang mengejarnya di tengah hujan tadi. Bella histeris dipelukan Tama, melihat Zenon diperlakukan kasar seperti itu. Anak laki-lakinya dibawa keruangan tertutup, pasti diadili didalam sana. Satu jam ia di dalam sana, total empat orang polisi sudah Zenon cicipi kehalusan tapak tangannya. Dikenalkan juga pukulan gaya kupu-kupu, dengan dua tangan terbuka, Polisi itu menampar berbarengan diantara kedua sisi wajah Zenon. Persis seperti kepakan kupu-kupu. Panas dimuka, sakit ditelinga.

"MASIH PUNYA IBU, TAPI GAK BISA MENGHORMATI PEREMPUAN LAIN?! KALAU SAYANG ITU DIJAGA BUKAN DIRUSAK!!" Zenon hanya pasrah ketika rambutnya dicukur habis. "GAK GUNA KEPINTARANMU ITU KALAU PEREMPUAN KAU PERLAKUKAN SEPERTI ITU!"

Zenon and Savea (NEW VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang