3. Belum bukan tidak

5.2K 341 3
                                    

Kemarin tanpa pikir panjang ia berlari menjauh dari lorong dan Zenon menuju toilet. Bodohnya Savea bahkan lupa kalau ia tidak membawa ponsel, pakaian gantinya apalagi pembalut.

"Gue kaget banget pas manusia batu tarik gue dari tengah lapangan. Terus dia ngomong kalau lo lagi di toilet karena tembus."

Kiran bercerita di dalam mobil sehabis pulang sekolah.

"Gue kaget dong, mana dia ngomongnya gamblang banget lagi, kan hampir kedenger Lili laknat!!"

Ya, Kirana Prabudi yang membawakan perlengkapannya. Padahal saat itu sudah terbayang dibenak Savea untuk terus tinggal di toilet, menunggu sampai semua orang pulang. Tetapi Zenon mengirimkan seseorang untuk menyelamatkannya.

Senang? Tentu! Itu adalah salah satu alasan mengapa Savea tergila-gila pada Zenon. Cowok dingin itu begitu menghormati wanita.

Sudah terhitung dua hari lamanya, semenjak Savea tidak menemui Zenon karena insiden memalukan itu. Moodnya sangat hancur selama dua hari ini. Ia tidak suka keadaan ini. Hidupnya tanpa merecoki Zenon benar-benar membosankan. Ini benar-benar menyiksanya. Antara pengen ketemu, tapi masih malu.

Kini Savea berada di atas matras, latihan bersama grup cheerleader SMA Pelita Jakarta Selatan. Mereka mempraktekkan banyak gerakan akrobatik yang mendebarkan. Gerimis dan udara yang dingin menjadi background latihan pada sore ini. Setelah gerakan terakhir, tanpa semangat hidup Savea berjalan ke arah kursi yang tersedia di pojok ruangan tempat dia menaruh tasnya tadi.

Bunyi notifikasi pesan WhatsApp membuyarkan lamunannya. Sigap gadis itu membuka dan membacanya. Tersenyum kecil, Savea bergumam sepertinya malam ini ia tak akan pulang ke rumah.

Natasya Shakira: Kamu ke rumah sakit sekarang ya, ada jatwal cuci darah.

***

"Kalian berdua Mama ingetin ya, terutama kamu Kai, jangan lagi ngeghosting anak temen arisan Mama," ujar Isabella Tarim saat merapikan lengan kemeja anak sulungnya.

"Bukan ngegosting Mah, mereka aja yang hobinya nempel sama ngarep. Nih anak bontot Mama aja buktinya, sampe trauma karena dispam chat seminggu. Jadi sebagai abang yang baik, aku bantuin dengan cara aku pacarin."

Zenon berdecak menanggapi kakaknya. "Ngelesnya gak usah bawa-bawa gue."

"Sebagai perempuan yang pernah muda, Mama gak setuju kalau kalian nyakitin cewek. Sakit tau, Mama pernah ngerasain dulu."

"Malahan itu bagus tau Mah. Mama bisa dapetin papa karena pernah tersakiti. Mantan-mantan Kai juga gitu, habis sama aku mereka pasti ketemu yang lebih baik. Secara gak langsung aku bantuin mereka, kan?"

"Udah umur 28, otaknya belum keriset juga Bang?"

Sindiran Zenon tak akan mampu membuat Kaizhan diam, Bella jamin itu.

"Udah-udah jangan pada berantem."

Suara berat Aditama Faith menghentikan mereka. Pria baya itu baru bergabung namun, sudah menunjukan keposesifan pada sang istri. Kedua anaknya berdecak, ini adalah waktunya mereka pergi. Kalau tetap disini maka akan di cap nyamuk.

Zenon melepaskan rangkulan Kaizan. Matanya menyipit melihat para tamu yang didominasi oleh wanita. Ia berdecak, rasanya acara barbeque kemarin lebih menyenangkan dari pesta topeng malam ini. Malam ini tidak terlihat seperti perayaan ulang tahun melainkan pesta lajang.

Zenon and Savea (NEW VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang