Belajar sejarah di jam siang bukanlah hal yang menyenangkan. Terkecuali cara mengajar guru itu seru dan tidak membosankan. Masalahnya yang mengajar adalah Bapak guru tua, dengan suara selembut orang mengaji. Bukannya materi yang masuk ke otak, malah kantuk yang menyerang.
Andaikan ada peluang untuk bolos, Savea pasti sudah kabur dari tadi.
“Bong,” bisik Savea pada teman sebangkunya.
“Apa?” Cowok culun itu malas, palingan ia cuman dipanggil untuk dimintai contekan saja.
“Bagunin Kiran dong.”
“Gak ah, nanti aku yang dimarahin."
Bongbong melirik ke meja sebelah kanannya. Disana gadis berambut pirang kecoklatan sedang tertidur pulas, memakai AirPond-nya sembari menutup wajah dengan buku paket.
“Bangunin cepetan!”
“Bagunin sendiri!" ketus cowok itu lalu berdiri menuju meja Pak Slamet mengantarkan tugas.
“Dih bangke!”
Berpindah tempat duduk, Savea menendang kaki meja disebelahnya. “Kiran, Ran, kebo, woi bangun!”
Gadis bernama Kiran itu menggeram tertahan, mengumpati orang yang berani mengusik tidur siangnya. Terpaksa membuka Savea menatap sahabatnya kesal. “Apasih anjing?!”
“Kabur yuk, gue bosen.”
Menautkan alisnya Kiran bertanya, "Lo gak liat gue ngantuk?"
"Ih ayok!”
"Ck!” Kiran menoleh ke depan. Bertepatan dengan si guru plontos itu mengodekan mereka untuk tetap tenang kemudian keluar mengangkat telepon.
Melihat itu, mereka pun tersenyum penuh arti, lalu berdiri dari tempat duduk menuju jendela.
“Woi mau kemana lo berdua?” tanya salah satu murid cowok yang kini duduk di meja guru.
Jangan heran deh, XI MIPA 6 memang terkenal dengan penghuninya yang serba bermasalah. Meskipun bertempat di lantai satu dekat ruang guru, fakta itu tidak membuat mereka tobat. Baru sedetik ditinggal guru, langsung ribut dan beraksi. Buktinya, setiap anak sudah membentuk kelompok masing-masing. Entah itu bermain game, gibah, atau membuka salon dadakan.
“Ngedugem,” jawab Savea dan Kiran asal, sebelum melompati jendela.
***
XI MIPA 1 selaku kelas unggulan sedang freee class, guru bahasa inggris yang mengisi jam pelajaran sedang izin cuti melahirkan. Keadaan kelas Zenon benar-benar mengenaskan. Jika dibandingkan dengan kandang kambing, mungkin ruangan ini lebih parah. Dihuni oleh manusia-manusia cerdas ternyata tak menjamin kebersihan sebuah kelas. Kertas berserakan, gelak tawa, suara aneh, dan nyanyian ada disetiap sudut ruangan.
Lagu milik Yovie dan Nuno yang berjudul Merindu Lagi (Pada Kekasih Orang) itu dinyanyikan Cakra dengan sangat merdu lalu dikuti Zenon yang juga ikut bernyanyi sembari memainkan gitar.
Perpaduain yang indah namun dihancurkan oleh suara bising Bima yang memukul meja. “Kenapa berhenti? Nyanyi lagilah Cong.”
“Udah Bim, bisa budek kuping gue kalau denger lo nyanyi terus!” tukas Cakra membuat Bima memakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenon and Savea (NEW VERSION)
Ficção AdolescenteMenutup mata dan telinga, memaksakan diri untuk mengembara, pada akhirnya jawabannya adalah dia dan cinta. Zenon Almeer Faith, Cowok beretra cokelat itu terkenal dengan paras tampan dan kekayaan yang berlimpah. Di tambah, kepandaiannya dalam adu fis...