Sambil tertatih Savea merangkul Bongbong. Bukannya ke UKS tujuan mereka malah ke kantin. Emang goblok Si Bongbong, bisa-bisanya dia lebih inget pajak jadian Cakra dan Kiran dibanding hati sama bokong Savea yang sakit akut.
"Ini Cakra sama Kiran duduk dipojokan mana nih, kok gak kelihatan?"
"Belajar kok dikantin, mentang-mentang pinter tuh mau pamer kayaknya."
Sindiran Bongbong mengundang jitakan keras dari Savea, "Zenon gak pernah pamer kepintaran ya!"
"Ngerasa kamu? Orang kalo dia pinter asli itu, seharusnya dia bantuin manusia bukan buku-buku yang jatuh,"
"Lo juga gak bantuin gue tadi gak usah sok bener!"
Bongbong mengelus dadanya sabar, dia bukannya gak mau bantu tapi emang lebih seru ngetawain Savea tadi.
"Lo gak ngerasain sih jadi gue Bong, udah jatuhnya jelek banget, nabrak orang baru yang bisa jadi musuh gue dimasa depan, mana difitnah juga ditambah sakit hati gue liat Zenon lebih milih bantu buku dibanding gue dan lo cuman bisa ketawa doang!"
"Salah kamu juga lari gak pake mata,"
"Udah tau gue Bong! Gak usah lo ingetin lagi! Dasar dugong babi sialan!"
"Apa kamu bilang?! Dasar macan pink tuh-tuh liat," Bongbong menunjuk Ratu yang bertanya pada Zenon. "Mereka berdua lebih cocok. Apa kamu?"
"Gak cocok!" sentak Savea. "Zenon cocokan sama gue titik!"
"Zenon itu cowok legend pastilah dia bakal cari cewek yang sefrekuensi."
Savea melepaskan rangkulannya kasar. "Maksud lo apa Bong?! Gue sama Zenon gak sefrekuensi gitu?"
"Ya emang. Kamu cantik sih, tapi dekel itu juga gak kalah cantik. Baik? Kamu jarang-jarang. Kamu pinter enggak, goblok baru iya. Terus apa yang harus Zenon pertimbangin buat milih kamu?" balas Bongbong sewot.
Gerakan Savea yang hendak mencekik Bongbong terhenti. "Gue gak seburuk itu ya! Lo belum tau aja, gue sebenernya pinter cuman karena temenan sama lo ya jadi gini."
"Dih malah nyalahin aku, sejak kapan juga kita temenan?"
"Wah parah nih bocah, gue bogem juga lo! Bongbong laknat, dugong babi sialan."
"Kamu macan pink, nah itu mereka." Bongbong mendapati Kiran dan Cakra dipojokan paling belakang, pantesan gak kelihatan mainnya deket semak-semak.
"BONGBONG TUNGGUIN GUE DUGONG BABI, AISH KAKI GUE MASIH KESELEO SIALAN LO!"
Zenon tetap fokus pada ponselnya tidak peduli dengan amukan Savea pada murid lain sedangkan Ratu yang menunduk menulis sesuatu. Kelihatan banget dia gak nyaman, dipelototin Savea dan saat Zenon melihat kearahnya cewek itu malah membuang muka.
***
Kiran menggelengkan kepalanya, gadis itu langsung tersentak kaget melihat isi nampan Savea. Sepering gado-gado, semangkok bakso, beberapa roti bakar dan segelas lemon tea mendarat keras dimejanya.
Kiran menganga, "Lo makan segini banyak?"
"Iyaaaaa." Savea mengunyah kasar sesendok toge dan lontong dengan baluran bumbu kacang itu. Selanjutnya ia menyeruput kuah bakso langsung dari makoknya.
"Bisa tekor nih yang bayarin." Kiran menebak pasti Savea akan menyuruh orang lain yang membayar makanannya.
Savea menghentikan aktivitasnya lalu menatap Kiran. "Pacar lo sultan dongo, gak usah takut bangkrut gitu."
"Dih ni cewek, belum juga gue porotin Cakra lo udah duluan aja. Dasar keenakan."
"Bongbong sama Cakra mana, yang ngangkat piring sama yang bayarin makan gue kok ngilang, pada kemana?"
"Kelamaan lo, mereka pergi ke ruang OSIS. Bongbong ditarik paksa sama Cakra tadi."
"Bagus, ngerusakin pemandangan aja kalo ada dia."
Savea meminum lemon teanya, dia memang kelamaan buat neko-neko bareng penjaga kantin buat masukin obat sakit perut ke makanan Ratu. Tapi hasilnya gagal.
Kiran mencodongkan mukanya. "Panas gak Ve?"
"Apa? Lemon teanya?" Savea menggeleng. "Gak kok dingin ini, mau?"
"Bukan bego." Kiran menunjuk objek yang cobanya abaikan. Cukup jauh enam meja dari tempat yang mereka duduki, Zenon dan Ratu masih duduk dan membahas sesuatu. "Mereka mau ikut olimpiade mtk ya, kan?"
"Udah tau pake nanya lagi."
"Jorok ih bego." Kiran mendapati sahabatnya mencomot es krim kepunyaannya.
Zenon mendapati Savea menyeruputi minumannya sampai habis tetapi tidak telannya. Itu membuat mulutnya mengembung . Mata keduanya kembali bertemu, ia pikir Savea akan berpaling lagi seperti tadi rupanya gadis itu langsung mengedipkan satu mata membuatnya tersentak.
"Cewek aneh."
Ratu menengadah, merasakan Zenon berbicara sesuatu, "Kakak barusan ngomong sama aku?"
"Gak. Gue gak ngomong sama lo."
"Oh oke, aku mungkin salah denger," balas Ratu lalu fokus pada bukunya lagi.
Lalu datanglah tiga orang bergerombolan yang Zenon ketahui salah satu membernya, Sabrina menghampiri meja Savea dan Kiran. Berbicara sesuatu membuat Savea menelan kasar lemon tea yang terkumpul di mulutnya. Sabrina dkk tersentak kaget mendengar suara gebrakan meja yang dibuat Kiran. Entahlah ia tidak mengetahuinya, yang jelas Zenon melihat Sabrina ddk malah duduk meja Savea dan Kiran dengan tatapan menantang lalu melihat kearahnya.
Savea akhirnya jengah juga. Dia bangkit berdiri lalu cepat-cepat melangkah kearahnya. Zenon terdiam, membatu ketika dengan rata-rata cepat seorang Savea amara hakim mencium bibirnya lalu meminum sisa jus avokadnya.
Seisi kantin menjerit.
Dengan cepat Savea sudah berlalu cepat menuju tempat Sabrina. Dengan brutal, tangannya naik menjambak rambut pirang buatan Sabrina. Kiran pun begitu, sebelum Karlin dan Mitha sempat membalas Savea, ia menyiram bakso berkuah panas pada keduanya.
Sebenarnya ini bukan waktu yang tepat untuk membalas dendam, namun karena mereka datang tanpa di undang Savea dan Kiran tidak akan melepaskannya begitu saja. Persetan dengan hukuman setelah ini, gadis dengan mulut penuh jus avokad itu mengangkat tangannya, menampar Sabrina dengan keras bersamaan dengan tersemburnya minuman itu ke wajah sok kecapekan itu.
Mampus lo!
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenon and Savea (NEW VERSION)
Teen FictionMenutup mata dan telinga, memaksakan diri untuk mengembara, pada akhirnya jawabannya adalah dia dan cinta. Zenon Almeer Faith, Cowok beretra cokelat itu terkenal dengan paras tampan dan kekayaan yang berlimpah. Di tambah, kepandaiannya dalam adu fis...