32. Malaikat baik

3.7K 278 19
                                    

Jangan ditanya seberapa gugupnya Savea saat diajak makan malam oleh Bella, dalam rangka merayakan ulang tahun ayah Zenon. Apalagi tadi saat Zenon menyebut dirinya sebagai pacar didepan keluarganya, wajah Savea terus merona.

Canggung, malu dan tak tahu harus berbuat apa. Apalagi pikirannya melayang, apakah dia harus bersenang-senang lagi kala dirumah sakit kondisi sang Ayah tengah tak stabil?

Tadi saat diperjalanan menuju rumah Zenon, Savea mengurangi kegengsiannya dengan mengechat Ratu dan menanyakan apakah bundanya ada dirumah atau tidak. Jawaban adik tirinya itu membuat Savea tertawa sinis dalam hati, Diana sedang berlibur ke luar negeri bersama sang suami. Baiklah Savea berubah pikiran, dia akan pulang ke rumah besok atau mungkin kapan-kapan dan menginap dirumah sakit bersama ayahnya saja.

"Maaf mama gak nanya sebelumnya kalian sibuk atau punya urusan lain. Kalau kalian mau balik lagi kerumah sakit, kita makan malamnya disini dulu ya. Bentaran aja kok, nanti mama suruh Kai sama Zenon anterin kalian balik, kan baik kalau kalian nyetir mobil sendirian malam-malam," ungkap Bella lembut sambil memindahkan rendang buatannya ke piring saji.

Savea yang sedang membantu mempersiapkan makan malam itu membalas senyuman lembut Bella. "Makasih Mah, udah ngajakin aku dan mbak Nata makan malam disini."

"Sama-sama anak cantik. Vea seneng gak?"

Savea mengangguk antusias. "Seneng banget."

"Sama mama juga seneng, kalian berdua tuh perempuan pertama yang kedua anak mama bawah kerumah, sebelum ini gak pernah. Kalau Kai semenjak ketemu Natasya jadi beda gitu, jadi lebih baik. Malah dia semangat banget mau ke rumah sakit tiap hari, terus kalau si bungsu lebih sering senyum-senyum sendiri. Mikirin kamu tuh palingan." Mendengar penuturan itu Savea terkikik geli, sembari memarut keju pada salad buah yang ia buat.

"Cantik, mama minta tolong kamu pergi ke taman belakang ya, anterin bumbu seafood panggang ini ke Kai sama Natasya. Saladnya biar pelayan aja yang taruh dikulkas." Bella memberikan mangkuk kaca pada Savea. "Sekalian Mama mau samperin Papa dulu, udah tau ini ulang tahunnya, masi aja ngurusin pekerjaan."

"Siap Mah, Vea ke belakang dulu." Savea menerima benda itu lalu beranjak dari sana. Rumah ini sangat mewah dan besar membuat Savea berdecak kagum berkali-kali. Untung saja Bella sempat mengajak mereka berkekeliling sedikit tadi, meskipun tidak menghafal setiap sudut, setidaknya Savea tidak tersesat.

Ngomong-ngomong apa kalian masih mengingat Gempita? Ya, Zenon sedang menjemput tetangga kecilnya yang manis itu. Kata mama Zenon, gadis kecil itu sering menginap disini, apalagi kalau mamanya harus lembur kerja mendadak. Savea menyunggingkan senyuman kecilnya mengingat pertemuan mereka di pasar malam waktu itu. Anak itu begitu menggemaskan dan Zenon yang begitu manis dengan wajah datarnya.

Saat kakinya sudah menginjak tanah dan rumput buatan yang hijau, mendadak Savea menegang melihat pemandangan tak senonoh didepannya. Kaizhan menarik tengkuk Natasya untuk mendekat padanya lalu meciumnya pelan, meraih pinggang perempuan yang menegang itu mendekat padanya untuk memperdalam pangutan mereka.

Spontan Savea menutup matanya erat, astaga apa yang barusan ia liat. "Astaga aku gak liat! Maaf-maaf!"

Mendengar pekikan seseorang, Natasya refleks mendorong tubuh Kaizhan menjauh. Dokter itu merapikan sekilas penampilannya dengan napas terengah-engah dan Kaizhan yang terlihat mendatarkan mimik wajahnya. Keduanya melirik Savea yang perlahan membuka mata.

"Savea itu gak kayak apa yang kamu liat!" ujar Natasya panik dengan wajah merah itu.

"Kita ciuman," tukas Kaizhan santai mengecup pipi Natasya kilat yang membuat sang pemilik semakin malu dan menggeram tertahan.

Zenon and Savea (NEW VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang