7. Kesukaan Savea

5K 366 2
                                    

Suara bising di perpustakaan membuat Zenon, mengintimidasi beberapa orang yang sedang bergosip sambil menatap layar ponsel. Padahal disana jelas tertera plang bertulis DILARANG BERBICARA KERAS. Meski samar mendengar, ia tahu Savea yang menjadi topik pembahasan.

Tidak peduli meski beberapa mata meliriknya, cowok berambut hitam legam itu keluar berniat membaca di rooftop sekolah.

Ponsel Zenon berdering.

"Hm?"

"Kelapangan utama sekarang bro. Ada yang seru, anjirrr!"

Zenon menjauhkan ponsel itu dari telinganya, sebelum Bima melanjutkan kalimatnya, ia mematikan panggilan sepihak.

Persetan.


Disisi lain, adegan cowok berlutut di lapangan utama dengan memegang setangkai bunga mengundang banyak mata pada jam istirahat pertama. Masih dengan bintang yang sama, drama baru dimulai kembali.

"Savea, aku mohon sama kamu, terima aku jadi pacar kamu ya?" ucap Jordi memohon, cowok itu tidak malu dengan posisi berlututnya, yang kini menjadi pusat perhatian.

"Minggir, atau gue tendang lo?"

"Aku mohon, kasih aku kesempatan Vea. Aku sayang sama kamu."

"Ck! Malu-maluin diri aja," decak Kiran yang berdiri di sebelah Savea.

"Udalah Jor jangan buang-buang waktu gue."

Jordi berusaha berdiri, cowok itu mengambil satu tangan Savea lalu menggenggamnya. Belum sedetik cewek itu sudah menghempaskannya kasar. "Ish, kurang ajar banget sih lo, main sentuh-sentuh tangan orang sembarangan!"

Savea mendaratkan kepalannya tepat di hidung mancung cowok itu. "Gue gak suka sama lo. Berhentu paksa gue!"

Sontak semua penonton bergemuruh. Gelak tawa dan cibiran memenuhi lapangan.

"Kasih aku kesempatan, sekali aja Vea."

"Lo bukan tipe gue bangsat! Dan gue cuman suka sama Zenon!"

Savea muak, bersama Kiran ia meninggalkan Jordi yang menahan malu.

***

"Si oncom cok, bela-belain dateng demi liat Savea nolak Jordi. Ini kalau gue beberin, pasti tuh cewek bar-bar langsung kegirangan," ujar Bima yang gencar menggoda Zenon.

Zenon berdecak, menyenderkan tubuhnya di tembok. "Turun sana, ganggu lo."

Syukurlah sang ketua OSIS sedang rapat, jadi Zenon hanya perlu menyumpal mulut si tukang makan.

"Awowkwk cewek lo pembawa petaka buat guru BK anjir!" Bima tertawa kencang mengamati anak-anak yang yang berlalu-lalang, dibubarkan oleh Bu Siti dari atas rooftop.

"Itu mulut bisa diam gak, gue cuman lewat mau ke rooftop. Lo lebay bangsat."

"Dih pake boong lagi!"

"Gue cuman lewat, lo nahan gue."

Bima menggeleng-gelengkan kepala. "Gini bro, gue kasih wejangan. Kalau suka ungkapin, jangan jual mahal. Lo liat noh si curut, kagak ada kemajuan."

Zenon and Savea (NEW VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang