5. Mine!

5.1K 394 5
                                    

"ZENON!"

"Zenon denger gak sih? Kamu gitu terus, aku ngambek, beneran nih!"

Savea berlari secepat mungkin, hendak menyamai langkah mereka.

Padahal kata guru fisika, rindu dikalikan jarak sama dengan berat. Tapi jangankan merindu, cowok itu bahkan tidak berbalik sedikitpun.

"ZENON, YUHUU, DENGER SUARAKU GAK SIH?"

Yang dipanggil malah mempercepat ayunan kakinya.

Hari ini benar-benar sulit. Butuh perjuangan ekstra untuk sekedar Zenon menginjakkan kaki di SMA Pelita, setelah sampai, pun hidupnya lebih menjadi tidak tenang. Pertama pertengkaran Khaizan dengan dokter muda itu yang memaksanya harus turun mobil dan melihat senyum centil Savea.

Kedua, abang laknatnya itu kembali mencari masalah di parkiran sekolah dengan meminta nomor ponsel wanita itu. Satu tamparan mendarat mulus sebagai hadiah.

"ZENON!"

Ini masih terlalu pagi untuk menghadapi tingkah aneh Savea. Ingin sekali Zenon menyuarakan isi hati, kenapa malunya gak diperpanjang lagi sih?

"GAK BERHENTI JUGA, AKU BAKAL SPAM CHAT KAMU SATU TAHUN, TERUS NYANTET KAMU! AKU GAK LAGI MAIN-MAIN NIH!"

Zenon mengumpat, lalu berhenti dan berbalik menatap datar Savea.

Senyum gadis itu otomatis mengembang.

"Apa?"

"Kamu itu manis lho, tapi jangan dingin-dingin terus dong, nanti ketukar sama sop buah."

"Basi."

"Iya sih kalo didiemin lama-lama sop buahnya bakal basi, tapi tenang kok perasaan aku ke kamu gak bakalan basi, Vea jamin selamanya!"

Zenon memutar bola matanya malas.

"Kamu rindu gak sama aku?"

"Gak."

"Gak adil, aku serindu itu sama kamu tapi kamu enggak?" Savea berdecak sebal.

Cowok itu tidak menjawab, malah berbalik, kembali melangkah menuju kelasnya.

"ZENON KAMU BOHONG, KAN? SERIUS IH?!"

Savea bukannya tidak sadar, semua orang yang berlalu lalang sedang menonton mereka. Sayangnya dia tidak peduli.

Mata tajamnya mendelik, kala dua adik kelas cewek menghadang jalan Zenon. Tidak mau, penasaran terlalu lama, dia berlari kecil menuju keberadaan cowok itu.

***

"Kamu pasti bisa Lan," bisik gadis berponi dengan gigi yang dipakaikan kawat, sambil menyenggol lengan gadis berambut panjang diikat kuda yang sedang menunduk gugup dihadapan Zenon.

"Kak Zenon mau jadi pacarku?"

Zenon mengernyitkan dahinya, ini adalah cewek ke empat yang menembaknya secara terang-terangan, setelah Savea tidak menemuinya dua hari belakangan ini.

Zenon and Savea (NEW VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang