Savea hanya punya sedikit waktu untuk berdandan. Yang ia pikirkan sekarang adalah tidak membuat Zenon menunggu lama hingga membatalkannya. Ia memakai mini dress berlengan panjang hitam mest. Setelah menyemprotkan parfum, ia buru-buru memakai sneakers putihnya. Masalah rambut Savea hanya menggerainya biasa. Simple but elegant.
"Astafirulloh, non dadan cantik begitu mau kemana jam segini?" tanya Bik Suma yang baru muncul dari dapur.
Savea berlari terbirit menuju pintu depan sambil berteriak, "VEA IZIN PERGI BARENG ZENON!"
"Pulangnya jangan kemalaman ya non."
"SIAP BIK!"
Menetralkan nafasnya, Savea membuka pintu. Netranya langsung disuguhkan sosok Zenon yang sudah duduk di atas motor tanpa membuka helm. Tersenyum, Savea melangkah mendekat hendak menaiki motor namun Zenon menghentikannya. Dan sebelum Savea bertanya apa, cowok itu turun dari motor membuka joknya, mengeluarkan hoodie hitam.
"Mau ngapain?" tanya Savea.
"Diam."
Badan Savea menegang. Ia merasakan sepasang tangan menelusup di lengkungan sisinya, lalu membayang di sisi pinggangnya. Zenon mengaitkan hoodienya di pinggang Savea. Mengikatnya erat namun hati-hati, dia tau gadis ini hampir oleng, wajahnya juga memerah.
Tersenyum tipis, Zenon merentangkan ujung-ujungnya sehingga lebih menutupi paha hingga lutut. Setelah itu ia kembali naik ke motor.
"Udah izin sama orang rumah?"
"Udah."
Zenon mengangguk. "Naik."
Perlahan gadis itu naik dan duduk menyamping. "Jangan ngebut-ngebut ya."
"Hm."
"Ngomong-ngomong kok kamu tau rumahku?"
"Nanya Cakra."
"Oh." Perut Savea tergelitik, membayangkan si manusia batu ini digoda habis-habisan oleh kawannya itu.
"Aku boleh pegangan?"
"Pegangan bukan peluk."
"Yah udah terlanjur dipeluk gimana dong?"
Berdecak, Zenon menjalankan motornya tidak peduli dengan pinggangnya yang dipeluk erat oleh Savea.
***
Bohong jika Zenon tidak pernah menginjakan kaki di kelap. Si tampan itu hanya kesini sesekali saja, itu pun jika dipaksa oleh Cakra dan Bima. Sedangkan kelap dan Savea? Sudah pasti mereka berteman baik, jadi jangan heran kalau Savea terlihat bersemangat. Ini adalah tempat terbaik untuknya melepaskan segala beban dalan hidup.
Ruangan pengap ini dihiasi asap rokok dan dentuman musik serta iringan tawa orang. Lantai dansa yang berkedip serta penerangan minim disana membuat suasana semakin pekat dengan dentuman musik. Terdapat berbanjar meja makan disebelah bar dengan berbagai jenis makanan mahal dari Eropa maupun Asia. Menurut Savea ini cukup eksotik, menggabungkan dua tema yang berbeda dalam satu ruangan.
Savea memuji interoornya, bukan tuan pestanya! Ingat! Selamanya dia tidak akan sudi memuji Sabrina, ia ngebet ke pesta ini pun agar bisa berduaan dengan Zenon!
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenon and Savea (NEW VERSION)
Teen FictionMenutup mata dan telinga, memaksakan diri untuk mengembara, pada akhirnya jawabannya adalah dia dan cinta. Zenon Almeer Faith, Cowok beretra cokelat itu terkenal dengan paras tampan dan kekayaan yang berlimpah. Di tambah, kepandaiannya dalam adu fis...