37. Janji?

3K 248 6
                                    

Savea Amara Hakim
Pak Damian nodong gue pake gunting, takut banget tolongin😭

Kirana Prabudi
HAH? LO DIMANA SERLOK CEPATT!
ANJING JANGAN BUAT GUE TAKUT, VEAA WOII LO DI PERPUSTAKAAN, KAN? JANGAN TAKUT GUE OTW SAMA PAK LEMET!!!

Savea Amara Hakim
Gak Ran. Gak usah gue berhasil kabur, napas gue ngos-ngosan sekarang, huhh... untung aja gue ngeluarin batu coba kertas kalah pasti gue😭

Kirana Prabudi
ANJING, BABI, BANGKE, SETAN, LUCIFER LU ANJING LUU VEAA FUCK YOU!!!

Savea Amara Hakim
Janganlah engkau berkata-kata kasar sebab, besok hari minggu sahabatku. Awas Tuhanmu marah😊

"Abis ini pasti dimusuhin nih gue, gabutnys saya memang sangat bermanfaat. Sesekali buat kawanku senam jantung Insyaallah nambah pahalamu Vea, tingkatkan."

Pipi tirus Savea mengembang membentuk senyuman geli, ketika membaca pesan berbagai umpatan Kiran. Namun, suara derap kaki seseorang yang ia kenali sebagai sinyal musuh membuat gadis itu cepat-cepat melepas ponsel dan membaca buku paket.

"Saya suruh kamu main hape, senyam-senyum gak jelas atau baca buku itu?" Suara deep Damian yang seperti biasa, sangat sinis tak mempengaruhi Savea untuk pura-pura tuli.

"Masih muda pendengarannya sudah tidak berfungsi. Tidak usah sok serius, bukunya terbalik," ujar pria itu sinis lalu menggebrak meja pelan.

"Saya cuman ngechat pacar saya, minta dijemput nanti emang kenapa Pak? Harusnya gak masalah, kan? Saya juga ini sekalian tanya-tanya rumus soalnya saya lebih ngerti kalau Zenon yang ngajarin, gak berbelit-belit," ucap Savea berbohong.

"Kamu pikir saya disini patung pajangan? Kenapa tidak tanya saya saja?" Spontan Savea mengangguk dan tidak menjawab, "Guru kamu sedang bicara Savea Amara Hakim!"

"Dan saya mendengarkannya Bapak Damian Alvaro," pungkas Savea memaksakan senyumnya.

"Liat mata saya!" titah Damian.

"Kenapa?" Melakukan yang dititahkan, Savea menantang Damian.

Ck, dia kira Savea takut? Tidak sama sekali! Kalau Savea jahat dan lupa diri, Damian pasti tak akan menjadi guru lagi sekarang. Pria itu sudah pasti dilengserkan, karena sekali saja ia mengadu pada ketua Yayasan alias Ayah Kiran, sahabatnya. Maka semuanya selesai.

Damn, untuk satu kalimat diparagraf diatas, Savea tarik kembali, tubuhnya merinding saat guru itu mendogakan wajah tampannya kemudian menyentil dahinya, "Jangan main-main saya gadis kecil, saya lebih dari apa yang kamu pikirkan."

Lebih dari yang Savea pikirkan? Apa? Siapa pria ini?!

Takut? Damian menyeringai, menaruh 5 lembar kertas HVS berisi tulisan tangan, "Daftar tugas dan ulangan yang belum kamu selesaikan. Kalau mau naik kelas selesaikan ini, dan kalau kamu mau malu-maluin pacar kamu silakan tidak usah dikerjakan. Cepat selesaikan, jam 5 sore saya antar pulang."

"Kenapa sih Pak Damian repot-repot gini, saya bisa sendiri."

Damian memutar mata malas, "Kalau kamu bisa sendiri, saya gak akan ada disini. Merepotkan."

Mengacak rambutnya kasar Savea mendesah frustasi, tidak peduli pada Damian yang meliriknya sinis kemudian kembali fokus pada laptopnya. Ini masih hari yang sama! Hari Sabtu, sungguh sial harusnya dia menghabiskan waktu yang menyenangkan dengan Ayah dan Zenon.

Zenon and Savea (NEW VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang