13. Remedial

4.2K 281 5
                                    

Savea berdecak kagum ketika air mancur meluncur keluar membentuk tarian. Warna-warni lampu sorot memancar keindahan gerakan gemular air, ditambah kembang api yang menyala-nyala dilangit membuat semua mata semakin menatap kagum.

Sedangkan cowok berkaos hitam disampingnya menahan gerutu, sial harus terjebak bersama gadis remaja yang menjelma menjadi anak TK. Savea terus ingin diposisi depan, sehingga Zenon harus ikut berdesak-desakan.

Savea bersiap terbang dan ikut menyala-nyala bak kembang api diatas sana. Bagaimana tidak, jemarinya digenggam sosok batu yang sedari tadi ingin cepat-cepat pulang.

"Ngerepotin kalau ilang," kata Zenon datar.

"Aku juga gak mau kehilangan kamu."

Zenon berdecak, hendak melepaskan genggaman mereka namun Savea semakin mengeratkan kaitan, diiringi kedipan maut gadis itu yang begitu memuakan. Lalu tanpa aba-aba ia berjinjit mengecup pipi kiri Zenon. Sang pemilik tentu kaget, namun reaksi itu hanya sedetik, tidak lebih.

"Kamu gak dingin apa cuman kaosan begitu?" tanya Savea perhatian.

Diabaikan.

"Pantas sikap kamu dingin, sama udara dingin aja kamu kebal," cibir Savea kesal.

"Ih ngomong dong Zenon!"

"Apa sih?"

"Jangan cemberut malam-malam gini tuh, kan perjanjiannya malam ini kita kencan. Pokoknya kamu malam ini milik aku, kamu gak bisa dan gak boleh nolak permintaan aku."

"Rencana Bima gagal, otomatis itu juga batal."

"Enak aja! Rencana Bima tuh berhasil, buktinya Cakra sama Kiran sekarang pacaran."

Savea tersenyum lebar sebab cowok jangkung itu mengalah lalu memilih diam.

"Temenin aku naik bianglala."

"Saya mau pulang."

"Gak boleh! Pokoknya temenin aku naik bianglala duluuu. Sekali aja pleasee, habis itu terserah kamu mau pulang juga boleh," ucap Savea sambil mengerjab-ngejabkan matanya bertingkah sok menggemaskan.

"Sekali aja."

"Asal sama kamu, banyak kali juga aku mau."

Mendengus kesal, Zenon membawa makhluk cerewet itu keluar dari kerumunan. Lebih baik segera ia wujudkan kemauan gadis ini. Berdebat hanya akan mengulur waktu lebih lama.

***

Harusnya Savea tidak serakah. 

Bianglala ternyata membawa petaka. 

Insiden terjadi. Mesin bianglala berhenti mendadak, banyak penumpang dan penonton berteriak histeris. Gadis itu berdebar takut, ia ingin ikut dipeluk seperti anak kecil dipelukan Zenon. Tetapi kabin ini butuh keseimbangan, jika Savea nekat, mereka bisa terbalik.

Jangan hakimi Savea sebab merasa iri pada keponakan Zenon itu. Kecerewetan Gempita sungguh melebihi Savea. Mereka tidak sengaja bertemu ketika mengantri tiket, Savea sampai syok melihat Zenon menegur orang lain duluan, apalagi tiba-tiba berubah ramah. Ternyata keluarga dekatnya.

Zenon and Savea (NEW VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang