51. Selesai

4.9K 187 66
                                    

Hi jangan lupa kasih vote dan komentar terakhir!

***

"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa tersebut dengan pidana mati!"

Ketukan palu membuat Zenon terpaku. Telinganya menuli meski riuh hadirin di ruang sidang bergemuruh. Ditatapnya sosok yang masih berdiri tegap itu, dan ketika Papanya berbalik netra mereka bertubruk. Untuk penjahat tidak seharusnya di beri pelukan apalagi tangisan. Namun, untuk sosok sempurnanya 17 tahun lalu, Zenon meneteskan air mata yang kemudian ia usap dengan cepat.

Di sisi kanannya, sang ibu tengah menangis di pelukan Khaizan. Si sulung yang bisanya ceria, kini sedingin kutub es yang seolah tidak punya perasaan. "Kita pulang ya Mah?"

"Jangan Kai, Papa masih disana kita tunggu Papa pulang ya?"

Papa gak akan pulang Mah.

Andai ada kalimat yang tepat untuk menjelaskan pada ibunya, bahwa hari bahagia mereka telah berakhir sejak 3 bulan lalu.

Di malam kebusukan Pratama Faith terbongkar, semesta membuat Zenon menjadi manusia termenyedihkan di dunia. Dan hari ini dirinya genap berusia 18 tahun. Selama itu pula dia tertipu. Hari ini 2 Mei 2020, sosok yang dulu menjadi kebanggaannya divonis mati.

Menangislah mereka yang pernah bilang hidup Zenon mendekati kata sempurna. Tuhan mampu menjungkirbalikan segalanya. Hanya dalam sehari Zenon melihat orang-orang terkasihnya menangis menjerit, dan ia tak bisa melakukan apapun. Yang dilakukan Pratama adalah dosa besar. Membunuh, menipu, merebut hak orang lain, dan masih banyak lagi hingga Zenon tidak sanggup menyebutkannya.

Zenon mengikuti langkah Khaizan yang berjalan tertatih dengan merengkuh sang Mama. Dikerahkan tenaganya untuk melindungi perinya dari para wartawan yang berdesakan memaksa diberi keterangan. Sekarang mereka hanya punya Bella, tidak akan ia biarkan seincipun orang-orang itu melukai alasannya setegar ini.

Di sudut ruangan berdiri seorang gadis yang sudah lama Zenon tak lihat paras eloknya. Tatapan Savea menyampaikan pesan tersirat dan Zenon tahu betul maknanya. Zenon tidak membenci Savea. Namun, kiasan tentang cinta kini sudah tak mempan. Zenon dan Savea sudah cukup dan harus berakhir.

"Aku gak tahu ujungnya bakal gini. Sejak aku tahu itu, dipikiranku kamu bakal benci aku. Lewat aku semesta kamu hancur, padahal kamu dan keluargamu selalu baik sama aku. Maafin aku. Aku gak pernah ada niatan manfaatin kamu untuk misi itu. Aku selalu suka kamu. Dan sekarang kamu gak boleh berdampingan sama benalu Zenon, hidup kamu jadi seberat ini."

"Kalau ini yang kamu mau, mari saling melupakan Savea."

Zenon terlalu lelah untuk benar-benar mengeluarkan isi hatinya. Obrolan mereka di sidang pertama kasus itu, menjadi hari terakhir mereka menjadi sepasang kekasih. Zenon dan Savea resmi putus 2 bulan lalu. Usai sidang itu, keduanya tidak pernah bertemu. Hingga hari ini mereka dipertemukan oleh semesta untuk dipisahkan selamanya.

Hari itu, menjadi tatapan terakhir mereka.

Zenon memang sempat mengambil pertukaran pelajar ke Bandung. Dengan segala perundungan yang ia alami sampai semester baru. Pratama Faith telah dihukum mati, duka mendalam menghampiri mereka. Masa kelam itu membuat Bella mengidap demensia. Semesta Zenon kian hancur. Khaizan kemudian mengambil keputusan berat untuk meninggalkan Indonesia dan pindah ke Singapura.

Semua aset atas nama Pratama Faith disita pemerintah. Dengan sisa tabungan, Khaizhan membangun sebuah restoran kecil berisi makanan khas Indonesia disana. Jatuh bangun mereka jalani. Tiga tahun setelahnya, masa pahit kembali datang. Bella meninggal, sebab demensia yang diderita. Semakin hari ia tidak mengenali anaknya. Beliau kabur dari rumah dan mengalami kecelakaan hingga tewas mengenaskan.

Dunia Zenon sesuram malam. Dia hidup dengan raga tak bernyawa. Semesta membuatnya hancur sampai ketitik penghabisan. Dunia mengejeknya. Semesta menganiyayanya. Setelah itu Zenon memutuskan pidah ke New York, bermodal beasiswa ia mengeyam pendidikan Dokter disana, tempat dimana orang-orang tidak mengenalinya.

Savea Amara Hakim, tidak pernah menjadi kenangan yang terlupakan. Bohong jika sedetik saja Zenon tidak memikirkan nama itu. Melalui kekasih kakaknya, ia cukup tahu perkembangan gadis itu. Meski setiap kali, Natasya bercerita Zenon bersikap seolah tuli dan tidak peduli namun, masih gadis itu yang menempati hatinya.

"Dia bahagia Bim?" tanya Zenon memindahkan ponsel ke tangan kiri, lalu menyalakan dan menghisap cerutunya.

"Mungkin. Yang gue tahu dia berubah lebih baik, she still love you. Dia buat buku tentang lo."

"Ayahnya?"

"Om Arkan, koma."

***

Hari minggu. Pagi itu Savea bangun dengan mata bengkak. Gadis cantik yang kini sudah dewasa itu membuka tirai jendelanya, tersenyum tipis pada foto sang Ayah yang sudah tenang dialam sana. Savea kini menjadi wanita kantoran dan penulis. Linjur dari jurusan IPA ke IPS, kuliah perpajakan 4 tahun dan sekarang memulai karir sebagai junior tax consultant.

Dihari Minggu pekerjaannya adalah mengisi Podcast disuatu platfrom yang terkenal. Tentang hidupnya, sudah banyak yang berubah. Di usia 26 tahun ini, Savea banyak belajar, banyak menangis, tertawa, dan menangis lagi.

Dan tentang pria itu, sudah hampir sepuluh tahun Savea masih belum bisa melupakannya.

Menghembuskan napas, menghirup udara pagi dan mengisi kekuatan ia beranjak ke kamar mandi, membersihkan diri, berpakaian, sarapan dan berangkat ke studio. Hari ini Savea siap mengakhiri segalanya. Setelah semalam menangis, Savea tahu dia sungguh-sungguh harus membuka lembaran baru.

Hai terimakasih buat waktu yang kamu luangkan untuk denger suaraku. Selamat mendengarkan Podcast Perahu Kertas.

Jadi ini tentang Zen. Tokoh Zen, seberharga itu untukku. Kalau diceritain ada banyak hal sedih, happy, sedih, sedih, dan sedih. Udah lima tahun ya setelah buku pertamaku itu terbit, dan sampai sekarang banyak pembaca yang masih protes sama endingnya. Kok Zen dan Ve pisah? Harusnya ada alternatif lain buat mereka bersama.

Untuk semua pembaca ataupun pendengar Podcastku pasti tau ya, Zen asli gak tau kalau dia dibukuin. Dan Ve yaitu aku sendiri ngerasa gak sopan banget, mengabadikan dia dalam sebuah buku. Tapi aku setakut itu untuk minta izin ke dia.

Dulu, setiap hari aku selalu berdoa, Tuhan kalau Zen jodoh orang, aku juga orang. Maksa terus sampai aku tiba di titik, yaudah Tuhan kabulin permintaan itu. Zen berbalik ke arahku, kita pernah kayak lem yang gak kepisah. Sampai akhirnya kita milih untuk berpisah.

Aku harus kasih tau kalian. Mengabadikan dia dalam tulisan, memperkenalkan dan membagikannya ke kalian adalah hal yang sulit untukku. Kalian tahu apa yang kulewati dan kualami lewat buku itu, dan aku rasa itu cukup. Kita kembali ke kesepakatan awal ya, setelah baca akhir cerita itu, kalian udah seharusnya tutup buku. Jadi aku harap jangan cari tahu tentang Zen asli itu siapa ya.

Dan untuk Zen, maaf untuk pertemuan kita yang hanya bisa menyakiti kamu. Maaf untuk kelancanganku mengabadikan kamu. Dimanapun kamu, aku harap kamu mencapai titik bahagia itu. Udah sepuluh tahun ya, kita semua rindu kamu. Sehat-sehat terus and happy wedding.

***

Berakhir sudah kisah ini. Kisah yang mendewasakan mereka berdua meski lewat luka, yang kemudian menjadi terjatuh dan patah. Selamat tinggal.

THE END

Huh, lama ya gak ketemu. Jujur buat nulis ending ini aku takut, aku terlalu sayang mereka. Aku tahu ending ini kesannya terburu-buru banget, ada beberapa hal yg belum aku jelasin. Dan ya, suatu saat kalau Zenon and Savea jadi buku, kalian bakal baca kisah sempurna mereka. Aku janji.

Terimakasih banyak, buat pembaca yang udah temenin aku dari 2020-2023, menemani aku yg ilang muncul terus, berat buat aku untuk nutup cerita ini. Aku sayang banget sama Zenon dan Savea. Ini cerita pertama yang lumayan bikin kaget karena aku berhasil. Kita ketemu lagi di cerita lain ya, see you. Mampir untuk baca COULOMB OWNS LOVE disinii melisanderha.

Zenon and Savea (NEW VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang