Suara malam, deru ombak, dan tangisan pilu gadis malang itu saling bersahut-sahutan. Ia merasakan bagian pinggul hingga kakinya yang terendam air laut telah mati rasa. Tak ada gunanya juga ia berteriak apalagi memberontak, yang ada ia hanya akan semakin merosot ke dalam air laut yang dingin. Matanya ditutup rapat, tidak berani ia buka. Ya Tuhan, lebih baik mati tenggelam atau mati meledak di dalam air?
Gadis itu semakin menangis membayangkan nasipnya sepuluh menit lagi jika tidak ada yang datang menyelamatkan. Peledak yang melekat di pergelangan kakinya terus berbunyi, seolah menjadi alaram kematian yang kian mendekat. Tubuhnya diikat pada tiang pacang dermaga lama dengan tali tambang begitu kuat. Serta laut yang sedang pasang membuat tubuhnya diterpa ombak keras berkali-kali. Savea harap dia mati dulu akibat kedinginan lalu terserah apa mau Tuhan, dia tenggelam lalu meledak atau mayatnya meledak di tiang berkarat ini.
"SAVEA BUKA MATA KAMU!"
Teriakan yang hampir tenggelam oleh deru angin itu mengagetkan Savea yang bergetar. Dia sangat terkejut ketika melihat Damian bergantung dengan tali di sekitar dinding beton bak pemeran film aksi. Mulutnya sudah kelu untuk mengatakan sesuatu, hanya sebulir air mata yang tak ada gunanya sebagai ucapan terimakasih saat Damian dengan penuh perjuangan melawan angin malam yang kecang, merangkul pinggulnya erat, memutus tali tambang yang mengikat dirinya.
Entalah menggunakan apa, kini Savea sudah terbebas namun hampir jatuh ke dalam air, beruntung Damian menguatkan rangkulannya kemudian lagi-lagi hanya dengan satu tangan, pria itu mengangkat Savea bak karung beras lalu naik dengan susah payah ke atas dermaga. Damian melepaskan seutas tali yang melingkar dipinggangnya, membaringkan dan menyelimuti gadis itu dengan jaketnya.
Perhatiannya kini fokus pada pergelangan kaki Savea, terdapat peledak disana. Pria dengan pergelangan tangan yang berdarah itu menghela nafas. "Dengar tidak akan terjadi apa-apa kalau kamu diam dan jangan banyak gerak. Kasih saya waktu dua menit, saya janji kamu akan selamat. It's okey, ini mungkin hanya peledak kecil."
Peledak kecil brengsek! Savea mau mati mengingat benda itu masih aktif dan melekat di pergelangan kakinya. Di bawah rembulan dan malam tanpa bintang gadis itu melantunkan doa, mengingat nama ayah dan kekasihnya. Detik demi detik berakhir, jantung Savea akan meledak lebih dulu, sementara yang ia tahu Damian mengotak-atik kabel peledaknya.
Pasti gagal, pria itu menjauh lalu menjatuhkan diri di atas beton. Detik itu juga Savea menangis kecang bahkan mengalahkan kerasnya umpatan Damian yang lagi-lagi memuji dirinya sendiri karena berhasil menyelamatkan gadis sialan itu.
"Gimana rasanya, seru? Ck, harusnya mereka culik kamu ke tepat yang lebih ekstrim," ucap Damian mengulurkan tangannya, ingin membantu duduk.
"Seharusnya mereka buat kamu jadi makanan buaya, biar saya lebih senang lagi liat kamu nangis, dasar gadis sok kuat." Damian menarik ulurannya karena Savea menepisnya dengan kasar. Tebakannya benar, detik itu juga gadis itu mengamuk.
"SIALAN LO! GUE TUH HAMPIR MATI! KENAPA JAHAT BANGET MALAH NANYA KAYAK GITU? LO TUH MANUSIA BUKAN SIH?! DATANG TANPA DI UNDANG, BERLAGAK KAYAK PAHLAWAN TAPI MALAH NGEJEKIN GUE!! LO TUH SIAPA SIALAN, GUE BENCI GENDRE HIDUP GUE KAYAK GINI! AWALNYA ANGSAT, BARU JUGA KEMARIN ROMANCE SEKARANG UDAH LAGA AJA!! SEMENJAK KEHADIRAN LO HIDUP GUE JADI GAK JELAS ALURNYA! Gue t-takut tau ...." Savea berteriak kesetanan sambil menghentak-hentakan kakinya kasar.
Damian terkekeh, dia baru saja hendak memberi jawaban seperti yang lalu-lalu tapi Savea sudah membentaknya duluan seolah tahu. Ck, gadis liar ini. "BAPAK GAK USAH BILANG GAK SENGAJA LEWAT SINI LAGI! TADI PECULIK SIALANNYA BILANG G-7021 BAKAL DATANG, ITU BAPAK, KAN?! SIALAN KALAU PUNYA MISI ITU JANGAN LIBATIN SAYA!! BAPAK SUKA SAMA SAYA YA, SAMPE SAYA DIBAWA-BAWA, DITEROR, DICULIK??! MULAI SEKARANG JANGAN SUKA SAMA SAYA LAGI! LUPAIN PERASAAN BAPAK SAMA SAYA!" teriak Savea sampai suaranya serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenon and Savea (NEW VERSION)
أدب المراهقينMenutup mata dan telinga, memaksakan diri untuk mengembara, pada akhirnya jawabannya adalah dia dan cinta. Zenon Almeer Faith, Cowok beretra cokelat itu terkenal dengan paras tampan dan kekayaan yang berlimpah. Di tambah, kepandaiannya dalam adu fis...