36. Cemburu

3K 248 12
                                    

Malam yang dingin itu tak membuat Zenon mengurungkan niatnya untuk pergi ke ruang fitness khusus dirumahnya. Untuk apalagi? Dia tak bisa tidur, lebih baik berolahraga dari pada bermain game, untuk menghilangkan stres memikirkan Savea yang akan lebih sering bersama Damian dibandingnya. Yang meskipun itu hanya untuk belajar dan memperbaiki nilai.

Ini bukan cemburu buta, Zenon masih menaruh curiga pada Damian, dan semua informasi yang dia cari masih abu-abu, juga Zenon tak ingin kekasihnya terlalu dekat dengan pria lain selain ayahnya dan dia. Satu lagi ia tak marah pada Savea, bagaimanapun gadis itu hanya mengikuti prosedur sekolah.

Laki-laki yang bertelanjang dada itu menyernyit saat hendak masuk kedalam sana namun lampu sudah menyala. Ah, tidak heran lagi itu pasti Kaizhan. Kakak laki-lakinya itu memang lebih sering membentuk ototnya, sementara Zenon lebih fokus belajar dan meningkatkan kemampuan bela dirinya.

Membuka pintu lebar Zenon masuk dan bersedekap. "Jangan pake emosi, awas cedera."

"Fuck!" Kaizhan melepas dumbbell yang ada dimasing-masing tangannya sebesar 20 kilogram, berbaring di bench abdomina, dengan keringat mengalir deras dan menormalkan napasnya.

Zenon berbaring di bench abdominal satunya lagi lalu mulai berhitung untuk pemanasan.

"Gue serius cinta sama Nata, kenapa dia masih ragu. Usaha gue kurangnya dimana?"

"Sabar." Satu kata yang Zenon ucapkan itu membuat Kaizhan menoleh dan terkekeh sinis. "Ucap seseorang yang gak pernah berjuang."

"Lo gak seberuntung gue, kan Bang?" Zenon terkekeh angkuh.

"Nata deket sama dokter gigi di rumah sakit," kata Kaizhan menggebu.

"Vea bakal deket sama Pak Damian. Mereka bakal belajar bareng," balas Zenon.

Berdecak, Kaizhan melanjutkan kegiatannya. Mereka menjadi gila akibat jatuh cinta pada dua perempuan yang tidak sedarah namun begitu dekat bak adik dan kakak. "Lo kalau gue curhat, gak usah ngikut-ngikut. Jeda dulu, gue duluan. Lagian pacaran belom sampek sebulan udah punya masalah aja. Back to topik, gue punya dua pilihan gue pecat dokter gigi itu atau gue pecat Natasya."

"Kenapa pecat Dokter Natasya?"

"Mereka bakal makin deket kalau gak ada yang dipecat," Kaizhan menghela nafas. "Tapi kalau gue pecat si dokter gigi sialan itu, Nata bakal benci banget sama gue, dia pasti tau gue sengaja. Kalau gue pecat Nata, perusahaan kayaknya bakal hancur, gue ke kantor tiap hari cuman buat liat senyum manisnya ke pasien."

"Budak cinta, biarin aja. Kalau jodoh gak bakal kemana kata papa."

"Fuck Oncom, emang lo terima kalau misal Savea bakal makin dekat sama guru misterius itu? Gak, kan Com? Lo aja yang udah pacaran belum tentu aman, gimana gue yang gak punya status apa-apa."

Zenon masih diam dan jawabannya adalah ia tidak akan tinggal diam. "Resah bisa jadi luka Bang, jangan mau kalah."

***

Savea makan sarapannya dengan santai, tanpa peduli dengan wajah bundanya yang babak belur akibat dipukul om Andrew itu berlalu pergi. Karena Bik Suma pulang kampung Savea jadi tidak terkendali dan menahan emosi. Bertepatan saat ia memasak sarapan tadi pasangan setan itu bertengkar karena om Andrew ketahuan selingkuh. Dengan kurang ajar Savea malah memutar musik kencang, sesekali ia memukul panci yang sengaja dijadikan drum.

Sebenarnya ada secuil rasa kasihan sebelum wanita itu melampiaskannya pada barang-barang dan Ratu. "Wah kagak dimakan, nasi goreng gue gak enak? Parah, maksud lo apa Ratu?!"

Zenon and Savea (NEW VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang