Lebih baik hidup sendiri tanpa menjadi benalu orang lain.
- Aamirita Haider
"Kak aku tak habis pikir kau bisa berpikir sejauh itu," keluh Aamirita.
Sedangkan seseorang yang dipanggil kakak ini tetap menatap datar majalah yang dia baca tanpa berniat menjawab pertanyaan dari sang adik.
"Kak...." rengek Aamirita.
"Apa kau tak sanggup memiliki bagian 100%?" tanya Aamirila yang akhirnya membuka suara.
"Tidak kak bukan aku tidak sanggup, jika semua harta jatuh ke tangan ku bagaimana masa depan mu nanti."
Aamirila menghela napas mencoba mencari jawaban terbaik agar adik nya setuju. "Aku akan tetap hidup walaupun tidak punya harta."
Aamirita mendekati kakaknya yang sedang menatap datar pemandangan luar.
Keduanya terdiam tidak ada yang membuka suara mencoba memahami diri masing-masing. "Kak bisakah aku bertanya satu hal?"
"Katakan,"
Aamirita berbalik badan mengarahkan pandangan nya ke seluruh isi kamar kakak nya. "Kau tahu kak harta yang kita punya jika hanya untuk ku rasanya tidak adil sama sekali. Selama kita di Landon kaulah yang selalu mengurus nya aku bahkan tidak tertarik sama sekali."
"Aamirita kau harus ingat satu hal' harta ini bukanlah bagian diriku. Jalan menuju kebenaran itu ada, bahkan aku tidak berhak menikmati harta yang ada."
Aamirita menoleh," jangan katakan itu lagi kak. Jika kau tidak berhak, maka apa aku juga berhak? Aku rela memberikan nyawaku untuk mu. Tapi, kumohon jangan berikan harta mu kepada ku lagi."
"Jika tidak maka tidak, aku sudah mengatakan keputusan ku tadi. Pergilah temui Ryan dan tanda tangan semuanya." ujar Aamirila yang berlalu keluar.
"Kak...." cegah Aamirita yang tidak membiarkan kakak nya keluar.
Aamirila sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari belakang nya, keputusan nya sudah bulat semua nya akan menjadi milik sang adik, termasuk rumah yang mereka tempati ini.
"Kau selalu saja mengambil keputusan sepihak." keluh Aamirita tak suka.
Dia berjalan keluar kamar menuju kamar nya setidaknya dengan mandi akan membuat dirinya menjadi segar kembali. Memikirkan keputusan yang harus diambil dengan cepat, bukanlah jalan baik yang akan terjadi, yang ada kesalahpahaman akan terjadi jika membahas mengenai sebuah harta.
Harta terbaik dalam hidup adalah keluarga, batin Aamirita.
***
"Saya tidak mau tahu bagaimana cara nya anda mendapatkan tanda tangan nya.""Tidak bisa nona kita tidak bisa memalsukan tanda tangan nya, kita bisa terkena tuntutan nantinya."
"Bukankah kau pengacara terbaik? Lakukan yang saya pinta dan cepat berikan semua berkas ke pengadilan."
"Baik nona saya akan lakukan sesuai yang anda inginkan."
Aamirila mematikan sambungan telepon nya dia tidak ingin berlama-lama berbicara dengan lelaki bodoh itu. Seorang Ryan Prakasa pengacara ternama bisa memenangkan kasus yang berat, untuk mendapatkan sebuah tanda tangan saja sangat sulit. Benar-benar bodoh.
"Kau akan tahu bagaimana caraku membagi semuanya." gumam Aamirila tajam.
Aamirila mengerjakan pekerjaan nya dengan cepat, agar dia bisa segera menyelesaikan tugas nya yang lain bertemu dengan seseorang yang sudah lama ingin dia hancurkan dari dunia bisnis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Par(End)s [SELESAI]
Teen Fictionmencintailah dengan cara sederhana, maka akan ku beritahukan satu hal. Bahwa pembunuh memiliki cara terbaik untuk menyingkirkan lawan nya. Mari bermain, selesaikan dengan baik hingga mendapatkan titik akhir. Antara emosi atau ambisi? Antara luka ata...