43|| See you soon

15 4 0
                                    

See you soon, manungsa baik yang pernah ada di dunia ini.
- Aamirita Haider


Mobil yang dikendarai sudah keluar di gerbang pintu utama. Ia terus menatap ke belakang, memandang dengan sendu rumah terbaik yang ia miliki.

"See you soon at home," gumam Aamirita saat mobil sudah sangat jauh dari rumah nya.

Satu hal yang sedang Aamirita pikirkan sekarang, mimpi yang sama seperti yang terjadi di dalam pesawat. Semalam Aamirita juga kembali memimpikan hal menakutkan itu lagi.

Dear Haider Family

Aku adalah aku
Pemilik darah yang mengalir di dalam tubuh ini
Darah nya mengalir dengan deras ditubuh ku
Bahkan saat nyawa nya sudah tiada
Aku yang kecil dulu
Belum tahu apa-apa
Suara tembakan yang terdengar nyaring
Perkelahian antara orang dewasa
Aku adalah yang kecil dulu
Membawa boneka pemberian ayah ku
Diujung pilar itu...
Ayah ku tertembak oleh peluru yang menembus jantung nya
Aku tidak tahu apa-apa
Aku hanya terpaku dan duduk diam
Kemudian ibu ku juga
Ia tertembak setelah ayah ku tiada
Di rumah itu
Saksi keluarga Haider dibunuh
Tepat dirumah nya sendiri
Semua itu, disaksikan oleh Aamirita kecil
Yang sekarang harus meninggalkan rumah itu
Ayah...
Ibu...
Haider Family tetap 'kan ada aku berjanji akan hal itu.

Tertanda
Aamirita Haider

iPad nya menjadi saksi dimana ia terus saja mengulang kejadian yang sebenarnya tidak perlu ia ceritakan lagi. Tapi, tidak ada bisa dia lakukan sekarang. Rumah itu bukan hanya miliknya sekarang, tapi milik kakak nya dan milik wanita asing itu. Dia hanya bisa berdoa semoga semuanya baik-baik saja.

Perjalanan yang melelahkan, baru saja tiba dan harus kembali pergi lagi. Sebenarnya jam terbang nya adalah pukul 19:00, malam hari. Aamirita sengaja meninggalkan rumah itu lebih dulu karena tidak mau terlalu lama disana.

Terpaksa ia memesan sebuah kamar di hotel yang tidak jauh dari bandara, agar memudahkan nya untuk datang kesana. Walaupun ia bisa menetap di mobil sampai waktu tiba, ia pikir setidaknya mengistirahatkan diri sebentar tidak masalah. Walaupun hotel itu adalah milik keluarganya.

"Pak... nanti bapak nggak usah pulang ya, bapak di mobil aja atau kemana gitu. Tapi, jangan pulang soalnya saya jam 19:00 baru ke bandara."

"Baik, nanti bapak tunggu di mobil aja ya."

Aamirita mengangguk, "oh iya satu lagi pak. Nanti, kalau waktu bapak pulang Zain masih di rumah. Terus dia nanya bapak, bapak jawab aja bapak tadi pulang ke rumah bapak dulu ya."

Supir itu hanya mengangguk, supir ini supir yang sudah lama sekali bekerja di keluarganya. Dari dia belum lahir sama seperti bibi Ann, semua pekerja dirumahnya adalah orang lama tidak ada orang baru.

Aamirita mengeluarkan dompet nya, dan mengambil beberapa lembar uang, "bapak terima ya... dulu Aamirita biasa kasih setiap Aamirita minta anter bapak ke sekolah. Tapi, beberapa tahun ini Aamirita nggak bakal kasih lagi, jadi bapak terima ya." ujar Aamirita sambil memberikan beberapa uang yang ia keluarkan dari dompetnya.

Pak Berta menggeleng, "tidak perlu Aamirita. Bapak ikhlas nganterin kamu,"

Aamirita tetap memberikan nya, "untuk anak dan istri bapak. Nanti saat orang lain yang disini, bapak boleh nggak terima. Tapi, sekarang kan Aamirita yang kasih masa bapak nggak mau terima."

Par(End)s [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang