Siapa sih yang tahan satu atap sama musuh sendiri?
- Zain Raihan AliZain meninggalkan Aamirita sendirian, keadaan hatinya sedang kacau akibat kedatangan Tirta Kesuma. Dia harus segera menelepon penyihir kantor itu untuk segera memberikan villa lain kepada Tirta agar dia tidak satu atap dengan nya.
"Penyihir! Coba katakan kenapa kau mengirim Tirta kesini?"
"Lalu?"
Zain menahan kesal nya dengan memejamkan matanya dengan kuat, "penyihir aku serius,"
"Tentu saja."
"Lalu katakan penyihir!? Kenapa kau mengirim Tirta ke villa yang sama dengan ku? Bahkan kau membuat Tirta mengambil proyek kedua ku disini? Mau mu apa sebenarnya?" tanya Zain yang sudah mulai mengubah intonasi suara nya.
"Jangan meninggikan suaramu Zain,"
"Kau harusnya tidak melakukan ini nona Aamirila Haider," ujar Zain dengan nada dingin nya.
Perubahan suasana terjadi Zain yang biasanya sangat menjengkelkan kini menjadi seperti orang lain, berbicara dengan formal tanpa gurauan sekalipun.
"Dia akan disana, dan kau tidak perlu alasan penting nya."
"Baiklah jika itu mau mu," putus Zain, "aku akan kembali ke Jakarta sekarang juga, proyek itu berikan saja semua untuk nya. Aku tidak perlu sama sekali proyek ini." lanjut Zain yang benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan sikap semena-mena yang diberikan oleh bos nya ini.
"Pulang lah,"
Zain tercengang dengan jawaban yang diberikan oleh lawan bicaranya ini, bukannya menahan dia malah benar-benar menyuruh nya untuk pulang.
"Baik." jawab Zain kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.
Zain mengemasi barang-barang nya yang sebenarnya semua barang nya memang disini, karena ini villa yang sering sekali hanya dia kunjungi. Sekarang villa ini milik bersama, siapapun boleh datang kesini tanpa izin ataupun persetujuan.
Setelah mengemasi barang-barangnya, Zain langsung mengganti pakaiannya dan memesan tiket ke Amerika menyusul Ryan. Lebih baik dia kesana daripada harus kembali ke Jakarta. Setidaknya Ryan tidak menyebalkan.
"Aamirita," ujar Zain sambil mengetuk pintu kamar yang bersebelahan dengan nya.
"Ada apa Zain?" tanya Aamirita yang kemudian melihat Zain sudah berpakaian rapi dan membawa satu koper bersama nya.
"Kau mau kemana Zain?" tanya Aamirita kembali.
"Aku akan ke Amerika,"
"Apa?"
"Iya, kau tetap disini jika kau mau. Atau jika kau ingin kembali ke Jakarta, besok minta antar Tirta."
"Apa kau pergi karena pekerjaan atau kau tidak suka ada tuan Tirta disini?" tanya Aamirita sambil menebak.
"Ryan meminta ku kesana, ada hal yang harus aku urus. Kalau begitu sampai jumpa." pamit Zain yang kemudian menarik koper nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Par(End)s [SELESAI]
Teen Fictionmencintailah dengan cara sederhana, maka akan ku beritahukan satu hal. Bahwa pembunuh memiliki cara terbaik untuk menyingkirkan lawan nya. Mari bermain, selesaikan dengan baik hingga mendapatkan titik akhir. Antara emosi atau ambisi? Antara luka ata...